Jakarta – Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus wafat pada Senin, 21 April 2025, pagi. Kabar duka ini diumumkan secara resmi oleh Vatikan, hanya beberapa hari setelah Paus keluar dari rumah sakit usai menjalani perawatan infeksi pernapasan kompleks.
Kepergian Paus Fransiskus memunculkan pertanyaan besar: siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin Gereja Katolik, salah satu lembaga keagamaan tertua dan terbesar di dunia, dengan lebih dari 1,39 miliar jemaat?
Mekanisme Pemilihan Paus Baru
Menurut laporan Al Jazeera, Rabu, 23 April 2025, hingga kini belum ada pengganti yang ditetapkan. Proses pemilihan akan dilakukan oleh Dewan Kardinal, yang sebagian besar anggotanya ditunjuk langsung oleh Paus Fransiskus.
Baca juga: Presiden Prabowo Kenang Paus Fransiskus: Simbol Perdamaian dan Kemanusiaan
Untuk menjadi kandidat, seseorang harus pria Katolik Roma yang telah dibaptis. Namun secara tradisional, para kardinal selalu memilih satu di antara mereka.
Diketahui, saat ini, terdapat lebih dari 240 kardinal di seluruh dunia. Mereka biasanya memegang gelar tersebut seumur hidup.
Konklaf: Pemungutan Suara Rahasia di Kapel Sistina
Kardinal yang berusia di bawah 80 tahun saat Paus wafat atau mengundurkan diri berhak mengikuti konklaf. Mereka akan berkumpul dan mengunci diri di Kapel Sistina untuk berunding dan memberikan suara.
Meskipun jumlah elektor biasanya dibatasi hingga 120, saat ini terdapat 135 kardinal yang memenuhi syarat untuk memilih. Proses pemilihan berlangsung secara rahasia dan diawasi oleh sembilan kardinal terpilih secara acak.
Baca juga: Puan Maharani: Warisan Perdamaian Paus Fransiskus akan Terus Hidup
Mayoritas dua pertiga suara dibutuhkan untuk menentukan Paus baru. Setelah setiap pemungutan suara, surat suara dibakar: asap hitam menandakan belum ada keputusan, sedangkan asap putih mengisyaratkan terpilihnya Paus baru.
Kapan Konklaf Dimulai dan Berapa Lama Berlangsung?
Konklaf biasanya dimulai 2 hingga 3 minggu setelah wafatnya atau pengunduran diri Paus. Hal ini memberi waktu untuk masa berkabung selama sembilan hari serta kedatangan para kardinal dari seluruh dunia ke Vatikan.
Durasi pemilihan bervariasi. Pemilihan tiga Paus terakhir berlangsung singkat, hanya beberapa hari. Namun dalam sejarah, konklaf bisa memakan waktu sangat lama—seperti konklaf tahun 1271 yang berlangsung hampir tiga tahun.
Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun, Ini Pesan Terakhirnya
Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus
Dari 135 kardinal pemilih, 108 di antaranya ditunjuk oleh Paus Fransiskus. Komposisi ini lebih beragam, dengan representasi lebih besar dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Beberapa nama yang mencuat antara lain:
- Peter Turkson (Ghana), mantan kepala Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian.
- Fridolin Ambongo (Republik Demokratik Kongo), Uskup Agung Kinshasa.
- Luis Tagle (Filipina), mantan Uskup Agung Manila yang dikenal dengan perhatian pada keadilan sosial.
- Peter Erdo (Hungaria), Uskup Agung Esztergom-Budapest dan pendukung dialog dengan umat Kristen Ortodoks.
- Pietro Parolin, Sekretaris Negara Takhta Suci yang punya pengalaman diplomatik luas.
- Matteo Zuppi (Italia) dan Mario Grech (Malta) juga masuk dalam bursa kandidat.
Baca juga: Jokowi Sambut Kedatangan Paus Fransiskus di Istana: Tekankan Perdamaian dan Toleransi
Periode Transisi di Vatikan
Selama masa sede vacante (kursi kosong), Kardinal Camerlengo bertugas mengesahkan kematian Paus dan mengelola urusan administratif Vatikan. Namun, ia tidak memiliki kewenangan untuk mengubah doktrin Gereja atau membuat keputusan besar.
Saat ini, posisi Camerlengo dijabat oleh Kardinal Kevin Farrell asal Irlandia, yang juga menjabat sebagai Presiden Mahkamah Agung Vatikan. (*)
Editor: Yulian Saputra