Setelah Blokir Bantuan, Israel Kini Berencana Putus Aliran Listrik di Gaza

Setelah Blokir Bantuan, Israel Kini Berencana Putus Aliran Listrik di Gaza

Jakarta – Israel mengumumkan akan memutus pasokan listrik ke Gaza saat perundingan rencana gencatan senjata baru.

Menteri Energi Israel Eli Cohen telah memerintahkan penghentian segera pasokan listrik ke Gaza, yang mengancam berfungsinya pabrik desalinasi di tengah kekurangan bantuan yang sedang berlangsung di bulan suci Ramadan.

Dalam sebuah posting di X, Cohen mengatakan bahwa ia telah menandatangani perintah untuk menghentikan listrik ke Jalur Gaza segera,” dinukil laman Al Jazeera, Senin, 10 Maret 2025.

“Cukup dengan pembicaraan, saatnya bertindak!” tambahnya.

Baca juga : Gerakan Boikot Produk Diduga Terafiliasi Israel jadi Momentum Kebangkitan Brand Lokal

Pengumuman pada Minggu itu, muncul lebih dari sepekan setelah Israel menghentikan semua pasokan barang ke wilayah tersebut bagi lebih dari dua juta orang setelah mengingkari kesepakatan gencatan senjata yang mengakhiri perang Gaza selama 15 bulan. 

Hampir 50.000 warga Palestina telah tewas dan sebagian besar wilayah Gaza telah berubah menjadi puing-puing setelah pemboman Israel yang tiada henti.

Sementara itu, Israel ingin memperpanjang fase pertama dari kesepakatan tiga fase tersebut, sementara kelompok Hamas ingin kesepakatan tersebut beralih ke fase dua, sebagaimana yang awalnya disetujui oleh kedua belah pihak. 

Para analis mengatakan penolakan Israel untuk memasuki fase dua menunjukkan keengganannya untuk menarik pasukannya dari Koridor Philadelphia, sebidang tanah sempit yang memisahkan Gaza dari Mesir.

“Kami mengutuk keras keputusan pendudukan untuk memutus aliran listrik ke Gaza, setelah merampas makanan, obat-obatan, dan air,” kata Ezzat al-Rishq, anggota biro politik Hamas dalam sebuah pernyataan.

Baca juga : Relokasi Warga Gaza ke Indonesia Dinilai Hanya Perkuat Pendudukan Israel

Sementara itu, kelompok bantuan dan pegiat hak asasi manusia menuduh Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan melanggar hukum humaniter internasional karena memutus bantuan.

Warga di Gaza berjuang untuk mendapatkan roti dan kebutuhan pokok karena blokade total Israel telah memaksa penutupan beberapa toko roti dan toko.

Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza, mengatakan bahwa meskipun serangan udara yang menghancurkan di Gaza telah berakhir, warga sipil terus menderita karena blokade Israel selama lebih dari satu minggu.

“Banyak warga Palestina tidak dapat membeli produk-produk ini, dan sebagian besar penduduk Gaza saat ini bergantung pada bantuan pangan.

“Makanan, air, dan listrik, semua aspek kehidupan Palestina dipengaruhi oleh tindakan Israel,” kata Khoudary, seraya menambahkan bahwa situasi di lapangan masih “mengerikan”.

Hamas telah berulang kali menyerukan dimulainya segera perundingan mengenai fase kedua gencatan senjata. Seorang sumber Hamas menyatakan pada hari Minggu bahwa delegasinya kini telah berangkat ke Doha, Qatar setelah melakukan pembicaraan di Kairo, Mesir.

Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan mengirim delegasi ke Doha pada Senin (10/3).

Editor: Galih Pratama

Related Posts

Top News

News Update