Jakarta – Sentimen terhadap perekonomian Indonesia membaik karena kesuksesan program tax amnesty periode pertama. Hal ini melahirkan optimisme bahwa dana yang terkumpul bisa ditanamkan kembali ke dalam ekonomi nasional.
Program tax amnesty Indonesia berhasil menarik sekitar US$10,5 miliar repatriasi aset yang dapat digunakan untuk membantu pemerintah menutup defisit fiskal dan mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Jameel Ahmad, VP Reseacrh Analyst Forextime menguraikan, rupiah menguat terhadap Dolar AS pada hari Senin mendekati level Rp12.907. Salah satu alasannya, menurut Jameel, adalah karena optimisme pasca penampilan Hillary Clinton yang stabil dalam debat pilpres putaran kedua meningkatkan selera akan aset pasar berkembang.
“Walaupun Asian Development Bank (ADB) baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan Indonesia untuk tahun 2016 dan 2017, prospek negara ini secara umum masih tetap optimis apabila program amnesti pajak berhasil” ujar dia.
(Baca juga : Mengawali Tax Amnesty II, Pajak Tembus Rp91 Triliun)
Menurutnya, perhatian investor akan tertuju pada laporan penjualan ritel Indonesia yang akan dirilis hari Selasa dan mungkin menjelaskan tentang level belanja konsumen saat ini menjelang kuartal ke-4. “Apabila data ritel bulan Agustus menggembirakan, pertumbuhan PDB dapat terbantu dan Rupiah serta IHSG berpotensi menguat” tukasnya.(*)