Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (22/1) diperkirakan masih akan bertahan di level Rp13.900 per US$. Adapun pada penutupan kemarin (21/1) mata uang RI berhasil menguat tipis.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index pada penutupan kemarin tercatat, Rupiah di perdagangan non-delivery forward (NDF) menguat 57 poin atau 0,4% menjadi Rp13.906 per US$. Rupiah bergerak di kisaran Rp13.865-Rp13.938 per USD.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengungkapkan, rupiah menguat tipis setelah sempat melemah di pembukaan Selasa pagi (19/1) menjelang pengumuman PDB Tiongkok. Penguatan laju rupiah masih disebabkan oleh faktor eksternal yang masih mendominasi.
“Rupiah diperkirakan masih bertahan di bawah 14.000. Harga minyak yang naik tipis membantu penguatan Rupiah bersamaan dengan penguatan mayoritas kurs di Asia,” ujar Rangga dalam risetnya di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2016.
Lebih lanjut dia mengatakan, Rupiah masih berpeluang untuk melanjutkan penguatannya pada hari ini, sejalan dengan faktor negatif eksternal yang mulai mereda. Terlebih menjelang akhir bulan Januari 2016, akan diumumkan tingkat inflasi di sepanjang bulan tersebut.
“Menjelang akhir bulan fokus akan beralih ke angka inflasi Januari 2016 yang diperkirakan naik. Ini akan menjadi petunjuk untuk memperkirakan pemangkasan BI rate selanjutnya,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra