Jakarta – Melihat kebijakan The Fed yang masih mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih tinggi, tentunya hal tersebut akan berpotensi meningkatkan volatilitas global.
Atas volatilitas global yang meningkat tersebut mempengaruhi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat mengalami penurunan tajam hingga ke level 6.766 pada perdagangan Selasa (7/3) lalu.
Namun, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, bahwa makroekonomi Indonesia masih akan terkendali mengingat faktor fundamental domestik.
Beberapa faktor tersebut adalah meredanya inflasi inti domestik dan pertumbuhan ekspor yang lebih besar daripada impor yang masih akan menjaga risiko dari kenaikan agresif suku bunga acuan AS (Fed Rate).
“Dengan iklim yang lebih kondusif itu, IHSG yang mulai stabil menguat sejak awal tahun diprediksi akan melanjutkan penguatan,” ucap Nafan dalam Media Day by Mirae Asset Sekuritas di Jakarta, 9 Maret 2023.
Selain itu, Nafan menjelaskan IHSG secara teknikal yang flat pada Februari diprediksi akan terkonsolidasi dengan kecenderungan melemah (bearish consolidation) dengan rentang pergerakan 6.747-6.850 sepanjang Maret.
Adapun, iklim domestik yang lebih baik tersebut juga tercermin dari masih adanya inflow ke pasar saham Indonesia sebesar Rp2,28 triliun secara ytd, disaat pasar saham global malah mencatatkan outflow. Sehingga, hal tersebut membuat pasar saham Indonesia masih menarik bagi investor asing. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra