Semester I 2024, BCA Salurkan Kredit Rp198 Trilun ke Sektor Berkelanjutan

Semester I 2024, BCA Salurkan Kredit Rp198 Trilun ke Sektor Berkelanjutan

Jakarta – PT Bank Central Asia (BCA) terus menyalurkan kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, termasuk di dalamnya investasi pada obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans, tumbuh 9,3 persen yoy menyentuh Rp198 triliun per Juni 2024.

Presiden Direktur Jahja Setiaadmadja mengatakan kredit keberlanjutan tersebut setara 23,2 persen dari total portofolio pembiayaan.

“Obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans, tumbuh 9,3 persen yoy menyentuh Rp198 triliun per Juni 2024,” ujar Jahja dalam Konferensi Pers Kinerja Semester I 2024, Rabu, 24 Juli 2024.

Baca juga: Wow! Laba BCA Q2/2024 Terbang Double Digit

Selain itu, tambah Jahja, konsisten mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, BCA telah menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor listrik sekitar Rp1,5 triliun per Juni 2024 atau tumbuh 2 kali lipat secara tahunan (yoy).

Sebagai informasi, BCA di semester I 2024 meraup laba bersih Rp26,9 triliun atau tumbuh 11,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Pertumbuhan laba bersih BBCA tersebut, didukung oleh peningkatan total kredit yang mencapai Rp850 triliun atau tumbuh 15,5 persen yoy hingga Juni 2024.

Baca juga: Survei BI: Kredit Baru Triwulan II 2024 Diperkirakan Meningkat

Secara rinci, kredit korporasi menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi per Juni 2024, naik 19,9 persen yoy mencapai Rp388,6 triliun. Kredit komersial tumbuh 7,9 persen yoy menjadi Rp127,8 triliun, dan kredit UKM naik 12,7 persen yoy hingga menyentuh Rp114,4 triliun.

Adapun portofolio kredit konsumer meningkat 13,6 persen yoy menjadi Rp210,2 triliun, didorong penyaluran KPR yang tumbuh 10,8 persen yoy mencapai Rp126,9 triliun serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4 persen yoy menjadi Rp62,1 triliun.

Kenaikan outstandingpinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tercatat sebesar 20,2 persen yoy mencapai Rp17,8 triliun. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News