Jakarta – Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun pada semester I 2023, meningkat sebesar 54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih.
Portofolio kredit Citi Indonesia juga tumbuh sebesar 10,4 persen secara year to date (ytd) menjadi Rp43,2 triliun, terutama ditunjang oleh pertumbuhan portofolio kredit dari lini bisnis Institutional Banking, terutama pada sektor industri manufaktur serta perantara keuangan dan asuransi.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi mengatakan, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan dan stabilitas pada kuartal kedua tahun ini. Hal ini menunjukan ketahanan Citi di tengah melemahnya kondisi perekonomian global. Pencapaian yang sama juga dialami di Citi Indonesia yang terus menunjukan kinerja keuangan yang kuat pada semester pertama tahun ini.
Baca juga: Citibank Sebut Akusisi Bisnis Consumer UOB Selesai Semester II-2023
“Laba bersih kami meningkat 54 persen yang ditunjang oleh pertumbuhan portofolio pinjaman yang tumbuh sebesar 10,4 persen. Kami terus berfokus pada komitmen kami untuk membangun pondasi yang kuat dan pendekatan yang progresif untuk menavigasi kompleksitas pasar global serta menjaga perkembangan positif pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Batara dalam Pemaparan Ekonomi dan Kinerja Keuangan Citi Indonesia, Kamis 10 Agustus 2023.
Disamping itu, rasio kecukupan likuiditas (LCR) dan rasio pendanaan stabil bersih (NSFR) Citi Indonesia tetap kuat di 297 persen dan 136 persen, di atas ketentuan minimum. Citi Indonesia juga memiliki modal yang kuat dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 28,7 persen.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross juga tercatat stabil di 2,9 persen dan perusahaan terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang sebagaimana tercermin dalam rasio NPL Net yang sebesar 0,3 persen.
Pada lini Institutional Clients Group, Citi terus menyediakan layanan dan solusi end-to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik. Selama semester pertama tahun ini, jumlah kredit Institutional Group meningkat sebesar 12,7 persen, dengan sektor penyumbang terbesar berasal dari manufaktur, keuangan dan asuransi.
Global Subsidiaries Group pun terus membukukan pertumbuhan pendapatan yang kuat sebesar 14 persen di semester pertama tahun 2023 di tengah kondisi pasar yang menantang.
“Hal ini tercapai melalui beragam inisiatif, termasuk koridor Asia ke Asia dari klien Asia kami yang berinvestasi di Indonesia, yang mana meningkat 19 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan kontribusi terbesar dari klien desk China yang meningkat 26 persen dan Japan desk 23 persen,” ungkapnya.
Selain itu, Citi Commercial Bank membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 28 persen sepanjang kuartal II 2023. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas.
Baca juga: Pengumuman! BI Tambah Insentif Likuiditas Perbankan, jadi Segini Besarannya
“Bisnis Treasury and Trade Solutions (TTS) kami juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di kuartal kedua tahun ini. Volume transaksi yang mendukung aktivitas operasional klien terus meningkat, baik untuk mata uang lokal maupun asing, didukung oleh pertumbuhan yang stabil dari simpanan pihak ketiga sebesar 22 persen,” ungkapnya.
Untuk lini bisnis Retail Banking, Citi Indonesia juga berhasil mempertahankan pertumbuhan transaksi perbankan digital. Jumlah akuisisi nasabah baru kartu kredit melalui saluran digital meningkat secara signifikan sebesar 86 persen pada akhir kuartal II 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, pada periode yang sama, penggunaan digital untuk produk pinjaman juga meningkat 12 persen.
“Hal ini menjadikan kanal digital sebagai salah satu penunjang pertumbuhan bisnis, dan menguatkan misi kami untuk meningkatkan inklusi digital,” pungkas Batara. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra