Selat Hormuz Ditutup, Goldman Sachs Ramal Harga Minyak Bakal Tembus USD110 per Barel

Selat Hormuz Ditutup, Goldman Sachs Ramal Harga Minyak Bakal Tembus USD110 per Barel

Jakarta – Bank investasi global yang berbasis di New York, Goldman Sachs memperkirakan harga minyak Brent bisa melonjak hingga USD110 per barel di tengah rencana penutupan Selat Hormuz yang memengaruhi harga minyak dan gas alam dunia.

Diketahui, usai Amerika Serikat (AS) menyerang tiga fasilitas nuklir milik Iran, harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,44 persen atau USD1,88 menjadi USD78,89 per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik USD1,87 atau 2,53 persen pada USD75,71.

Analis Goldman Sachs mengatakan, jika aliran minyak melalui Selat Hormuz turun setengahnya selama sebulan, dan tetap 10 persen lebih rendah selama 11 bulan berikutnya, Brent akan melonjak hingga mencapai USD110 per barel.

Baca juga : Emas Masih Jadi Favorit Milenial Meski Harga Turun Imbas Konflik Iran-Israel

“Jika Iran memblokir Selat Hormuz, bahkan untuk satu hari, minyak dapat mencapai US$120 atau bahkan USD150 untuk sementara,” tulisnya, dikutip Straitstimes, Senin (23/6)

Analis juga memprediksi, di tengah likuiditas pasar yang terbatas, kemungkinan Iran menutup Selat Hormuz pada 2025 cukup besar. 

“Meskipun peristiwa di Timur Tengah masih belum pasti, kami pikir insentif ekonomi, termasuk bagi AS dan Tiongkok, untuk mencoba mencegah gangguan yang berkelanjutan dan sangat besar di Selat Hormuz akan kuat,” tandasnya.

Baca juga : Konflik Israel-Iran Picu Gejolak Pasar, Saham-saham Ini Perlu Diperhatikan

Diketahui, Parlemen Republik Islam Iran pada Minggu (22/6) menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran menyusul serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” kata Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional di Parlemen Iran, sebagaimana disiarkan televisi Iran Press TV.

Selat Hormuz sendiri merupakan salah satu jalur laut yang paling penting bagi lalu lintas pasokan minyak dunia.

“Keputusan akhir mengenai hal tersebut akan ditetapkan oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional,” jelasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

Top News

News Update