Jakarta – Segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat terdampak pandemi COVID-19. Tantangan utama bagi UMKM dalam menjalankan bisnisnya adalah sulitnya sektor ini dalam mendapatkan akses pembiayaan.
“Tantangan utama dalam akses pembiayaan UMKM adalah terkait literasi keuangan yang masih rendah, dan peran pendampingan yang belum efektif,” ujar Bagus Santoso, Pendiri Perusahaan Research Consulting Training Definit dalam sebuah webinar di Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2020.
Kemudian, kata dia, bagi lembaga keuangannya sendiri memiliki tantangan dalam meningkatan akses pembiayaannya kepada nasabah. Salah satunya adalah faktor know your customer yang belum berjalan dengan baik. Banyak lembaga keuangan yang masih melakukan bisnis secara konvensional dan sering kali kesulitan dalam mengetahui calon nasabah yang potensial.
“Kemudian kedua, fragmented market. Lembaga keuangan merasa kesulitan bersaing dengan produk KUR (kredit usaha rakyat) serta persaingan nasabah antar lembaga keuangan lain,” ucap Bagus.
Meski bergitu, ia menjelaskan, pandemi memberikan kesempatan bagi masyarakat khususnya UMKM untuk meningkatkan literasi keuangan melalui revitalisasi pendampingan dan integrasi program peningkatan literasi keuangan. Kemudian, mendorong urgensi dalam menyediakan dan penerapan layanan keuangan digital. Dan tentunya, semua ini harus terintegrasi ke database UMKM.
“Harapan saya COVID-19 ini membuka berbagai peluang baru. Saya sangat optimis dalam sebulan atau dua bulan ke depan akan ada solusi yang konkret,” ucapnya. (*) Bagus Kasanjanu.