Jakarta – Kendati perekonomian belum sepenuhnya pulih. Bank Pembangunan Kalteng (Bank Kalteng) mampu menjaga performa bisnisnya. Sepanjang 2021, realisasi kredit Bank Kalteng tumbuh tinggi mencapai Rp7,57 triliun atau naik 11,48% (year on year/yoy). Sektor rumah tangga yang menjadi captive market BPD menjadi andalan Bank Kalteng dalam menggenjot kredit.
“Sektor rumah tangga dengan porsi 73,4%, sektor konstruksi, dengan proporsi sebesar 7,18%, sektor industri pengolahan 5,86%, sektor perdagangan besar & eceran 4,74%, Sektor Jasa 2,74, sektor pertanian, perburuan & Kehutanan 1,59% dan sektor lainnya 4,49%,” ujar Plt. Direktur Utama Bank Kalteng, Ahmad Selanorwanda, kepada Infobank, dikutip 20 Mei 2022.
Keberhasilan Bank Kalteng menjaga performanya dalam dua tahun terakhir tidak lepas dari strategis bank yang adaptif dan mampu melihat perubahan-perubahan berdasarkan perkembangan ekonomi.
Meski jor-joran dalam menyalurkan kredit, Bank Kalteng tetap menerapkan prinsip kehati-hatian sehingga kualitas kreditnya tetap bagus. Tercermin dari rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) nett Bank Kalteng yang hanya 0,33%.
Di satu sisi, pada 2021 kepercayaan masyarakat untuk menaruh dananya di Bank Kalteng pun semakin meningkat. Total dana pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan Bank Kalteng naik 16,37% menjadi Rp9,17 triliun . Dari jumlah tersebut, 64,9% nya berupa dana murah.
Dengan fungsi intermediasi yang berjalan baik, Bank Kalteng meraup untung Rp240,48 miliar, naik 0,44%. Kemudian, total Aset Bank Kalteng di 2021 naik 13,49% menjadi Rp11,57 triliun. (*) Dicky F.