Jakarta–Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang ingin menggantikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menjadi Surat Berharga Negara (SBN) sebagai instrumen moneternya, diyakini akan memberikan dampak positif bagi pembangunan infrastruktur.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Toni Prasetyantono menilai, kebijakan yang dilakukan BI tersebut dinilai sangat tepat. Hal ini sejalan dengan pemerintah yang membutuhkan banyak pendanaan demi mempercepat pembangunan infrastruktur.
”Ini positif, karena SBN itu kan bisa disalurkan menjadi pembiayaan pemerintah, misalnya ke infrastruktur, jadi lebih produktif,” ujar Toni, di Jakarta, Senin, 28 November 2016.
Menurutnya, lewat kebijakan BI yang ingin menggantikan SBI menjadi SBN sebagai instrumen moneternya, diharapkan dpat menjadikan alternatif pembiayaan bagi pemerintah, di tengah keterbatasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada 2017.
Jakarta - Zurich Topas Life terus memperkuat posisinya di industri asuransi dengan beragam inovasi digital… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More