Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mensyukuri perkembangan teknologi artificial intelligence (AI). Menurut Sandiaga, jika ingin mencapai inklusi ekonomi digital, masyarakat Indonesia sudah harus memperhatikan penggunaan AI.
“Kalau ingin jadi pemain (di ekonomi digital), ini memang potensinya besar. Salah satu caranya adalah melalui teknologi AI. Karena ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan harus di-power menggunakan AI,” terang Sandiaga di acara peluncuran Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP), Selasa, 6 Agustus 2024.
Sandiaga mengutarakan, nilai ekonomi digital di Indonesia sudah mencapai sekitar Rp1.300 triliun. Dan pada 2025, nilainya diproyeksi bisa menyentuh sekitar Rp1.740 triliun. Dengan demikian pemerintah akan terus memantau perkembangan teknologi yang ada, termasuk AI.
Baca juga : Kemenparekraf Proyeksikan Industri Film Sumbang PDB 2024 hingga Rp3,41 Triliun
Lebih dari itu, Sandiaga juga membeberkan peran AI dalam meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia. Misalnya, Kemenparekraf menggunakan AI untuk menganalisis data wisatawan, serta menunjukkan tren pariwisata di masa mendatang.
“AI berhasil membantu kami menghasilkan capaian loncatan 10 peringkat dari posisi 32 ke posisi 22. AI membaca tren pariwisata yang personalized, customized, localized, and smaller in size,” papar Sandiaga.
“Jadi, jumlah wisatawan kita mungkin tidak akan mencapai jumlah yang dicapai oleh Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Tapi, peringkat kita di atas Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Bahkan kita sekarang peringkatnya sudah di atas Belgia, Selandia Baru, dan Turki yang selama ini ada di atas Indonesia sebagai referensi pariwisata,” tambahnya.
Selanjutnya, Kemenparekraf memanfaatkan AI dalam mengembangkan konten ekonomi kreatif. Menurut Sandiaga, AI bisa membantu meningkatkan penjualan di ranah digital, bisa mencapai 35 persen.
Kemenparekraf juga bisa melakukan optimalisasi destinasi wisata di Indonesia berkat AI. Sandiaga mencontohkan, turis bisa merasakan berkunjung ke Candi Borobudur, yang kini dibatasi jumlah pengunjungnya karena potensi degradasi situs. AI bisa membuat wisatawan mendapat sensasi berkunjung ke Candi Borobudur.
Baca juga : Lewat AKI 2024, Kemenparekraf Genjot Pengembangan Ekonomi Kreatif
“AI bisa membantu kita untuk menghadirkan experience (di Candi Borobudur) yang sama. Bagaimana kita menaiki candi baik Borobudur, merasakan experience yang sama tapi tidak menimbulkan perusahaan pada objek wisata,” tutur Sandiaga.
Dan terakhir, Sandiaga menekankan pentingnya AI untuk mendorong green tourism atau ekoturisme. AI bisa dipakai untuk mengurangi jejak karbon seseorang kala mengunjungi sebuah lokasi wisata, dikenal juga dengan istilah carbon offset.
“Sebagian wisatawan menginginkan adanya carbon offsetting. Dan (karbon) ini bisa kita tangkap sehingga setiap misalnya kita ke Bali, sekarang banyak permintaan untuk melakukan carbon offsetting melalui mangrove planting, respiration of coral reefs, dll,” ujarnya.
Dengan pemanfaatan AI di bidang parekraf dan sektor-sektor lain, Sandiaga mengharapkan potensi pertumbuhan ekonomi 8 persen yang diinginkan presiden terpilih, Prabowo Subianto, bisa tercapai.
“Jika kita menggunakan teknologi-teknologi terbaru, pertumbuhan ekonomi 8 persen itu tidak mustahil. Tapi, kuncinya kita harus bersatu untuk menggunakan the best practices yang ada di dunia teknologi untuk menopang pertumbuhan dan transformasi Indonesia,” tutupnya (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Editor : Galih Pratama