Sambut Indonesia Emas 2045, SDM jadi Investasi Paling Penting

Sambut Indonesia Emas 2045, SDM jadi Investasi Paling Penting

Jakarta – Investasi pada sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sangat penting bagi kelangsungan bisnis dan untuk mempertahankan posisi terdepan di industri. Apalagi, menyambut Indonesia Emas 2045, SDM menjadi salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

Pembangunan SDM untuk Generasi Indonesia Emas 2045 merupakan investasi jangka panjang yang dilakukan pemerintah agar SDM-SDM Indonesia unggul, andal dan berdaya saing di Tahun 2045 seiring penciptaan pertumbuhan ekonomi baru yang membutuhkan beberapa dekade.

Investasi pada SDM juga dipilih oleh beberapa industri seperti perusahaan pengolahan makanan PT Bumi Menara Internusa (BMI). Perusahaan dengan orientasi ekspor ini, memilih untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia sebagai investasi untuk mendorong bisnis perusahaannya.

Baca juga: Digitalisasi dan AI Bakal Dominasi Ekonomi Dunia, Jokowi: RI Terus Genjot Kualitas SDM

Direktur BMI, Hetty Diana mengatakan, pilihan untuk berinvestasi di sisi SDM telah dilakukan perusahaan sejak pertama berdiri. Hal ini sekaligus merupakan komitmen utama perusahaan yang saat ini telah mempekerjakan belasan ribu karyawan di 16 fasilitas pengolahan makanan milik perusahaan. 

Menurut Diana, komitmen ini tidak hanya dilakukan di sisi hulu, namun juga di sisi hilir yaitu kepada para petani tangkap dan petani budidaya di 8 daerah di Indonesia. 

“Pemberdayaan SDM yang dilakukan dari hulu ke hilir ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan SDM yang menjadi tulang punggung perusahaan. Kami menyadari betul, peningkatan kompetensi ini dibutuhkan para karyawan, petani dan petambak sebagai penerima manfaat untuk tidak hanya berkontribusi kepada perusahaan namun juga untuk menciptakan kehidupan berkelanjutan bagi setiap individu,” ujar Diana dalam keterangannya dikutip 29 September 2023.

Perusahaan juga melibatkan pihak ketiga dalam meningkatkan kemampuan SDM. Tidak hanya pemerintah daerah melalui dinas terkait, perusahaan juga menggandeng pihak-pihak yang memiliki keahlian di bidang serupa. Sejak beberapa tahun lalu, perusahaan menggandeng WWF-Indonesia untuk sertifikasi ecolabel Aquaculture Stewardship Council (ASC) untuk tambak udang vaname dengan metode intensif.

Program yang juga dilakukan dengan melibatkan Dinas Perikanan setempat ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing komoditi udang di pasar internasional dan juga untuk menciptakan kawasan pengelolaan budidaya udang secara berkelanjutan serta penguatan sertifikasi atau praktik manajemen budidaya yang lebih baik. 

“Program yang terangkum dalam program besar bernama Aquaculture Improvement Program (AIP) ini menyentuh ke hal-hal teknis seperti monitoring kualitas air di perairan pesisir hingga proses budidaya udang yang baik sesuai standar internasional. Semakin banyak penerima manfaat dari program ini, maka industri pengolahan hasil laut Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri hinggal level global,” tambah Diana.

Baca juga: Indonesia Diprediksi Jadi Negara Ekonomi Terkuat di Dunia pada 2045, Kok Bisa?

Hasil laut merupakan salah satu potensi sumber daya alam laut yang besar serta memiliki dampak turunan yang besar pula. Merujuk pada data Kementerian Kelautan dan Perikanan, ekspor perikanan Indonesia pada Januari-Juni 2023 tercatat sekitar 2,8 miliar dolar AS. Berbasis nilai ekspor, komoditas yang paling banyak diekspor setelah udang adalah ikan tuna dan rajungan.

“Kami berharap yang kami upayakan dapat berkontribusi secara positif kepada perekonomian Indonesia melalui kinerja ekspor impor, serta kepada kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam setiap lini industri pengolahan hasil laut di Indonesia. Ini yang menjadi penyemangat kami untuk terus menitikberatkan investasi kami pada sisi manusia sebagai pelaku di industri ini,” tutupnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News