Moneter dan Fiskal

Sambil Nego Tarif Trump, Indonesia Kejar Kesepakatan IEU-CEPA

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic secara virtual dari Washington D.C, Amerika Serikat (AS) untuk membahas percepatan penyelesaian kerja sama strategis Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Di tengah dinamika tantangan global, termasuk kebijakan tarif impor dari AS, Indonesia dan Uni Eropa menegaskan kembali komitmen untuk membangun dan meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi yang berbasis aturan dan saling menghormati.

Kesepakatan melalui IEU-CEPA ini diyakini akan menjadi tonggak penting dalam meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral yang saling menguntungkan.

Baca juga: Pemerintah Targetkan IEU CEPA Mulai Berlaku Paling Lambat di Kuartal I 2027

“CEPA akan membuka peluang bisnis yang lebih luas, meningkatkan kepastian hukum, serta menyediakan platform strategis untuk memperdalam dialog dan kerja sama di berbagai isu ekonomi penting yang relevan saat ini,” ujar Airlangga dikutip Jumat, 11 Juli 2025.

Adapun proses perundingan CEPA telah mencapai tahap yang sangat maju. Saat ini, Indonesia dan Uni Eropa tengah melakukan finalisasi isu-isu teknis, fine-tunning dan menyusun kerangka waktu yang lebih detail untuk mencapai tahap ratifikasi IEU-CEPA.

Sementara, Komisioner Maros menjelaskan proses ratifikasi IEU-CEPA di internal UE. Berbeda dengan perjanjian lain yang memerlukan ratifikasi oleh masing-masing negara anggota UE. proses untuk perjanjian ini hanya memerlukan persetujuan di tingkat Uni Eropa melalui suara mayoritas dari para Menteri Perdagangan dan persetujuan Parlemen Eropa.

Sejalan dengan Indonesia, Uni Eropa juga menekankan pentingnya percepatan implementasi perjanjian ini, mengingat urgensi menciptakan stabilitas dan memperluas akses pasar di tengah dinamika dan ketidakpastian global saat ini.

Baca juga: Dampak Tarif Trump Sudah Masuk dalam Hitungan RAPBN 2026

Kedua pihak memiliki kepentingan bersama untuk memperkuat hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dan membangun kemitraan strategis yang dapat diandalkan.

Selain itu, hubungan dagang Indonesia-Uni Eropa terus berkembang, dengan nilai perdagangan sebesar USD30,1 miliar pada 2024. Sebagai mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, Uni Eropa juga melihat Indonesia sebagai mitra dagang ke-33.

Surplus perdagangan Indonesia terhadap Uni Eropa meningkat pesat, mencapai USD4,5 miliar pada 2024, naik dari USD2,5 miliar pada tahun sebelumnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jalankan Transformasi Berkelanjutan, Asuransi Jasindo Catat Kinerja di Atas Industri

Poin Penting Asuransi Jasindo catat pertumbuhan premi dan laba bersih di atas rata-rata industri. Kinerja… Read More

9 hours ago

Dampak Bencana Sumatra, BSN Berikan Relaksasi kepada 8.000 Lebih Masyarakat

Poin Penting BSN beri relaksasi kredit bagi 8.000 lebih nasabah terdampak bencana di Sumatra. Relaksasi… Read More

10 hours ago

Purbaya Klaim Penempatan Dana Himbara Dorong Penurunan Suku Bunga, Ini Kata BI

Poin Penting Penempatan dana pemerintah ke Himbara bantu turunkan suku bunga deposito hingga 67 bps,… Read More

13 hours ago

Di Tengah Penurunan Aktivitas Kripto, Revisi RUU P2SK Jadi Jalan Keluar?

Poin Penting Volume transaksi kripto turun karena koreksi pasar dan revisi RUU P2SK. RUU P2SK… Read More

13 hours ago

BI Optimistis Pertumbuhan Kredit Desember 2025 Tembus 8 Persen

Poin Penting Bank Indonesia optimis pertumbuhan kredit Desember 2025 akan di atas 8 persen, meski… Read More

13 hours ago

Segini Penyaluran Kredit Hijau Bank Permata

Poin Penting Bank Permata salurkan Rp556 miliar untuk properti ramah lingkungan dan proyek Energi Baru… Read More

14 hours ago