Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp538 triliun di sepanjang 2018 atau mengalami pertumbuhan mencapai 15,1 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp467 triliun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, realisasi pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh tingginya kebutuhan kredit usaha. Untuk kredit korporasi tumbuh 20,4 persen menjadi Rp213,3 triliun di 2018. Kredit komersial dan UKM juga meningkat 13,4 persen menjadi Rp183,8 triliun.
“BCA mencatat pertumbuhan kredit usaha yang lebih tinggi, baik pada kredit investasi maupun modal kerja,” ujar Jahja di Jakarta, Kamis, 28 Februari 2019.
Menurutnya, meski dihadapkan pada peningkatan suku bunga, kredit konsumer masih bisa tumbuh 9,7 persen menjadi Rp140,8 triliun. Pada segmen konsumer, KPR juga tercatat tumbuh 12 persen menjadi Rp87,9 triliun dan KKB meningkat 4,4 persen menjadi Rp40 triliun di tahun 2018.
Pada periode yang sama, outstanding kartu kredit tumbuh 11,8 persen menjadi Rp12,9 triliun di sepanjang tahun lalu.
Sementara dari sisi rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat pada level 1,4 persen (gross), atau berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima. Sedangkan rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat pada level yang memadai sebesar 178,7 persen.
“Kami menekankan kehati-hatian dalam penyaluran kredit dalam meraih peluang-peluang dari permintaan kredit yang Iebih tinggi selama tahun 2018,” ucap Jahja. (*)