Jakarta – Saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance menjadi salah satu top gainer di sektor asuransi umum dalam sepekan lalu. Kenaikan harga tersebut membawa saham TUGU ke posisi tertingginya dalam empat bulan terakhir.
Harga saham TUGU ditutup di level Rp1.230 per saham pada perdagangan Jumat (6/9) yang membawa harga saham TUGU naik 8,85 persen sepekan terakhir, saham TUGU pun masuk jajaran top gainer di sektor asuransi umum.
Harga penutupan pekan lalu sekaligus menjadi harga tertinggi sejak 26 April 2024. Statistik perdagangan menunjukkan bahwa volume, frekuensi maupun nilai perdagangan saham anak usaha PT Pertamina (Persero) ini melonjak signifikan.
Rata-rata volume perdagangan saham TUGU per hari pekan lalu mencapai 9,2 juta atau naik 69 persen secara mingguan dan rata-rata frekuensi transaksi harian tembus 1.479 kali atau melesat 77 persen secara mingguan.
Baca juga: Saham Tugu Insurance (TUGU) Ditutup Menguat, Naik ke Level Rp1.215
Kenaikan volume dan frekuensi yang diiringi dengan apresiasi harga mendongkrak rata-rata nilai transaksi menjadi Rp10,9 miliar atau mengalami peningkatan 76 persen secara mingguan.
Apabila dicermati dalam lima hari perdagangan, saham TUGU terpantau naik dalam empat kali perdagangan dan stagnan satu kali. Di sisi lain, peningkatan likuiditas perdagangan saham TUGU juga tidak lepas dari lonjakan aliran modal asing.
Investor asing tidak pernah absen memborong saham TUGU yang terlihat pada periode 2-6 September 2024, total akumulasi net buy asing mencapai Rp10,5 miliar, angka itu sekaligus menjadi nilai net buy asing tertinggi sejak awal April 2024.
Analyst BCA Sekuritas, Ryan Santoso, dalam laporan risetnya menjabarkan bahwa TUGU memiliki beberapa keunggulan utama yang membuatnya menarik untuk menjadi saham pilihan investasi.
Katalis utama untuk saham TUGU antara lain dari sisi potensi penetrasi asuransi umum yang masih bertumbuh, kebijakan OJK terkait ketentuan modal minimum, manajemen risiko TUGU yang baik serta kemampuan perseroan untuk konsisten membagikan dividen.
“TUGU bersikap hati-hati dalam menilai dan menerima nasabah, tercermin dari rasio klaim yang lebih rendah dibandingkan dengan industri pada umumnya FY23 (full year 2023) sebesar 36 persen vs 44 persen,” ucap Ryan.
Ia juga menambahkan bahwa TUGU memiliki kemampuan yang baik untuk mengidentifikasi dan memetakan risiko nasabah maupun suatu proyek yang membuatnya optimis bahwa rasio klaim perseroan dapat terjaga ke depan.
Baca juga: Ditopang Instrumen SUN, Pendapatan Investasi Tugu Insurance Capai Rp250 Miliar di Semester I 2024
Dividen juga menjadi aspek yang tak luput jadi sorotan. Ryan menilai bahwa lonjakan laba bersih TUGU di tahun 2023 atas kemenangan kasus hukum dengan Citibank Hong Kong membuatnya mampu memberikan dividen jumbo dengan yield sampai 13 persen.
Di tahun ini, kinerja TUGU yang kinclong diprediksi akan berlanjut dan kemampuan TUGU dalam membagikan dividen juga masih akan terjaga. Ryan sendiri memperkirakan apabila rasio dividen dipertahankan di kisaran 40 persen dari laba maka imbal hasil dividennya dapat mencapai 6 persen.
“Inisiasi BELI saham TUGU, dengan Target Price di Rp1.600 dan yield dividen c.6 persen-menyiratkan 0,61x FY25F P/BV,” tulis Ryan dalam laporan riset terbarunya. (*)