Jakarta – Raksasa perusahaan teknologi, Apple berhasil menutup perdagangan dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) sebesar USD3 triliun atau setara Rp45 kuadriliun. Moncernya kinerja Apple ini didorong oleh kenaikan sahamnya 2,3% menjadi USD193,97 per saham pada Jumat (30/6).
Dengan kenaikan harga saham tersebut, nilai kapitalisasi pasar Apple berhasil melampau USD3,04 triliun pada Januari 2022 namun gagal ditutup pada level tersebut.
Dinukil TechCrunch, Senin (3/7), dibalik moncernya pasar saham Apple pada 2023 tidak bisa dilepaskan dari produk unggulannya, yakni iPhone. Mendiang Steve Jobs yang memperkenalkan seri pertama iPhone pada 2007 memainkan peranan penting dalam perjalanan bisnis Apple.
Baca juga: Genjot Kualitas Layanan, GDPS Tingkatkan Inovasi Berbasis Teknologi
Terbukti, penjualan produk iPhone diseluruh dunia telah mencapai lebih dari dua miliar unit. Tentu saja, ini memberikan kontribusi besar bagi pendapatan tahunan perusahaan Apple yang terhitung hampir setengahnya.
Atas kontribusi tersebut, Apple mampu menghasilkan begitu banyak pundi-pundi dollar sehingga mampu menebar dividen sebesar USD105 miliar per tahun kepada para investor dan melakukan pembelian kembali sahamnya (buy back).
Itu pun masih menyisakan dana tunai hampir USD56 miliar dalam kuartal fiskal terakhir. Menariknya, meski sebagian besar inovasi Apple buah karya dari Steve Jobs, namun sebagian besar kekayaannya diciptakan di bawah CEO-nya saat ini, Tim Cook.
Baca juga: DCI Indonesia dan Salim Group Bangun Pusat Data Tenaga Surya Pertama di RI
Di mana, dirinya mampu menghasilkan nilai pasar Apple mencapai USD350 miliar. Saat ini, Apple terus berinovasi dan merebut pangsa pasar yang juga dikuasai para kompetitor seperti Microsoft, Google, Nvidia, dan Meta. (*)
Editor: Galih Pratama