Poin Penting
- OJK mencatat delapan perusahaan penjaminan memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) yang berpotensi spin off jika memenuhi syarat ekuitas minimum Rp100 miliar.
- Kebijakan spin off diarahkan untuk memperkuat struktur permodalan dan daya saing industri penjaminan syariah agar lebih efisien dan mandiri.
- OJK mendorong pelaku industri menyiapkan strategi bisnis dan transformasi kelembagaan sejak dini guna menghadapi kewajiban pemisahan unit usaha pada 2030.
Jakarta – Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) telah melaporkan kinerja keuangan untuk kuartal III 2025.
Dari keempat bank tersebut, hanya BBTN yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih positif, yaitu Rp2,30 triliun atau tumbuh 10,6 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,08 triliun.
Sementara itu, BBRI, BMRI, dan BBNI mengalami penurunan laba bersih masing-masing menjadi Rp41,23 triliun, Rp37,7 triliun, dan Rp15,12 triliun.
Baca juga: OJK Restui Patriot Bond Jadi Agunan Kredit Bank Himbara
Kendati laba bersih sebagian bank menurun, keempat Bank Himbara tetap mampu mencatatkan pertumbuhan kredit positif.
BMRI mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 11 persen menjadi Rp1.764,32 triliun.
BBNI tumbuh 10,5 persen menjadi Rp812,2 triliun.
BBTN naik 7,0 persen menjadi Rp356,06 triliun.
BBRI meningkat 6,2 persen menjadi Rp1.438,11 triliun.
Proyeksi Positif Didukung Window Dressing dan Dividen
Berdasarkan hal itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan bahwa saham-saham sektor perbankan pada akhir 2025 diharapkan kembali mendapatkan katalis positif dari dinamika window dressing ataupun santa claus rally.
“Belum lagi dividen interim biasanya ini kalau untuk emiten-emiten bank himbara secara historis atau secara rasio fundamental itu dividen yield-nya menarik bisa di atas 3 persen seperti itu,” kata Nafan kepada Infobanknews di Jakarta, Selasa, 4 November 2025.
Baca juga: BRI (BBRI) Umumkan Pembagian Dividen Interim pada Januari 2026
Tidak hanya itu, untuk mendorong kinerja Bank Himbara semakin likuid, pemerintah juga telah menggelontorkan dana senilai Rp200 triliun pada September 2025 kemarin.
“Kalau saya melihat itu secara weekly itu IDX financial itu berpotensi menjadi sektor yang improving dari lagging. Jadi itu menarik ya menurut saya untuk idx financial sektor dicermati pelaku investor,” imbuhnya.
Pergerakan Saham Hari Ini
Adapun pada perdagangan hari ini, 4 November 2025, mayoritas saham Bank Himbara terpantau mengalami koreksi mengikuti gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 0,40 persen ke level 8.241,91.
Tercatat hanya BBNI yang menguat 0,45 persen ke posisi Rp4.450 per saham, sementara untuk BBRI dan BMRI mengalami pelemahan masing-masing sebanyak 1,73 persen dan 0,63 persen menjadi Rp3.970 per saham dan Rp4.730 per saham.
Baca juga: Tanggapan Bos OJK Soal Kinerja Himbara Kuartal III 2025 Usai Disuntik Rp200 Triliun
Sedangkan, harga saham BBTN ditutup flat hari ini pada posisi Rp1.215, setelah mampu menyentuh level tertingginya hari ini di Rp1.225 per saham. (*)
Editor: Yulian Saputra









