Jakarta – Risiko yang luar biasa besar akan dihadapi negara blok barat apabila mereka memasok pesawat jet tempur F-16 untuk Ukraina. Demikian pernyataan yang dikeluarkan langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko.
Mengutip TASS pada Minggu (21/5/2023), Grushko menanggapi pertanyaan perihal adanya implikasi penyediaan jet, yang diminta Presiden Ukraina dari negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).
Namun, Ukraina belum memperoleh komitmen NATO terkait pengiriman pesawat tersebut. Berdasarkan seorang pejabat senior AS, Presiden Amerika Serikat(AS) Joe Biden mengatakan kepada para pemimpin G7 bahwa pihaknya mendukung program pelatihan sekutu bersama untuk pilot Ukraina pada F-16.
“Kami melihat bahwa negara-negara Barat masih mengikuti skenario eskalasi. Ini melibatkan risiko yang sangat besar bagi diri mereka sendiri,” kata Grushko, dinuki VOA Indonesia, Selasa (23/5/2023)
Pihaknya juga akan memperhitungkan dengan matang semua rencana karena memiliki sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Juru bicara Angkatan Udara Ukraina Kolonel Yuri Ignat bersiap akan mengerahkan pesawat tempur F-16 untuk menyerang balik dan meyakini akan memenangkan pertempuran jika hal tersebut terjadi.
“Kami akan memenangkan perang ini,” tegasnya sambil menjelaskan alasan bahwa pihaknya dapat memberikan perlindungan pertahanan di area yang berada di luar jangkauan rudal anti-pesawat.
Menurutnya, jet tempur F-16 telah menjadi bagian integral dari pertahanan udara Rusia. Di mana, pesawat tempur ini dapat melibatkan target udara baik dari ketinggian tinggi maupun rendah.
“Dengan memanfaatkan F-16, pasukan darat kami akan dapat dengan cepat membebaskan wilayah Ukraina yang diduduki dengan menargetkan pos komando musuh, kelompok militer, dan rantai pasokan logistik,” pungkasnya.(*)
Editor: Galih Pratama