Jakarta– Dalam perdagangan sore ini (16/3) nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di level 14.967/US$ bila dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 14.815/US$.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi kepada infobanknews menjelaskan, mewabahnya virus corona masih menjadi kekhawatiran pasar pasca ditetapkan sebagai pandemi global.
“Presiden AS Donald Trump menyatakan darurat nasional pada hari Jumat karena negara mencatat lebih dari 2.000 kasus dan 50 kematian,” kata Ibrahim di Jakarta, Senin 16 Maret 2020.
Dirinya menilai, pemangkasan bunga acuan The Fed bahkan tidak memberikan dorongan terhadap pasar. Terlebih The Fed pada hari minggu mengejutkan pelaku pasar dengan mengumumkan penurunan suku bunga acuan. Tidak main-main, Ketua Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega memangkas Federal Funds Rate 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25%. Ini adalah rekor terendah sejak 2015.
Didalam negeri, BPS merilis Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada Februari 2020 mengalami surplus sebesar U$ 2,34 miliar, dimana angka ekspornya mencapai U$13,94 miliar dan Impor U$11,60 miliar. Surplus terjadi karena kenaikan ekspor dan turunnya impor.
“Pasar kurang merespon surplus NPI karena saat ini pemerintah sedang fokus penanganan virus corona yang sudah merebak di seluruh negeri sehingga perlu penanganan yang serius dari pemerintah,” tukas Ibrahim.
Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (16/3) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.818/ US$ atau terlihat melemah dari posisi Rp14.815/US$ pada perdagangan Jumat kemarin (13/3).