Jakarta – Dalam perdagangan sore ini (7/4) nilai tukar rupiah ditutup menguat pada level 16.220/US$ bila dibandingkan dari penutupan sebelumnya di level 16.412/US$.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, faktor penilaian Moody’s Investors Service yang telah menetapkan peringkat utang Baa2, atau layak investasi (investment grade), bagi Surat Utang Negara (SUN) terhadap Indonesia diapresiasi pasar. Rating tersebut diterbitkan di luar negeri untuk membantu mengatasi dampak krisis COVID-19.
“Prospek diberikan dalam laporan anyar Moody’s yang dirilis pada 7 April 2020 disematkan untuk obligasi berjangka waktu mulai 10 hingga 50 tahun. Menurut Moody’s, peringkat Baa2 disematkan karena dukungan dari penekanan kebijakan pada ekonomi makro serta stabilitas yang meningkatkan ketahanan menghadapi guncangan,” jelas Ibrahim di Jakarta, Selasa 7 April 2020.
Selain itu, posisi Cadangan Devisa Indonesia juga cukup mempengaruhi pergerakan nilai tukar saat ini. Adapun berdasarkan data BI pada akhir Maret 2020 sebesar US$121 miliar lebih rendah atau turun sekitar US$9,4 miliar bila dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2020 sebesar US$130,4 miliar.
Selain itu, perkembangan penanganan pandemi virus corona di dalam negeri juga masih menjadi perhatian pelaku pasar global.
“Disamping itu Pemerintah membuat terobosan baru guna untuk menangani covid-19 dengan cara menggelontorkan stimulus dibidang kesehatan dan Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF dan pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder,” tukas Ibrahim.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (7/4) kurs rupiah berada pada level Rp16.410/US$ atau terlihat menguat dari posisi Rp16.556/US$ pada perdagangan kemarin (6/4). (*)
Editor: Rezkiana Np