Jakarta – Dalam perdagangan hari ini (7/1) nilai tukar rupiah terhadap dolar as ditutup melemah 15 point di level Rp13.910/US$ bila dibandingkan dari penutupan sebelumnya (6/1) di level Rp13.895/US$.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, banyak pengamat yang mengatakan Tahun 2021 merupakan tahun pemulihan karena pandemi covid-19 sudah bisa teratasi karena sudah ditemukan vaksin. Namun pada kenyataannya penyebaran pandemi covid-19 semakin menggila bahkan sudah berkembang dengan varian baru yang penyebarannya lebih cepat dan tidak bisa terkendali.
“Ini semua diluar prediksi sehingga Pemerintah harus lebih sigap lagi dalam penanganan covid-19 dan tahun 2021 adalah tahun tersibuk bagi Pemerintah untuk mengatasi covid-19 dan menstabilkan ekonomi dari serangan covid-19 dan variannya,” kata Ibrahim di Jakarta, Kamis 7 Januari 2021.
Dirinya juga menilai, pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di Indonesia juga di lakukan oleh berbagai negara didunia, tujuannya agar pandemi covid-19 bisa dikendalikan. Namun pengetatan ini bisa berpengaruh fatal terhadap konsumsi masyarakat yang berujung terhadap pertumbuhan ekonomi di Kuartal Pertama 2021 yang kemungkinan masih akan terkontrasi.
“Bisa saja ekonomi Indonesia kuartal I-2021 minus 1% hingga 2%. Artinya proyeksi Pertumbuhan Ekonomi yang di gadang-gadang oleh Pemerintah sebesar 5% kemungkinan tidak akan tercapai,” kata Ibrahim.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (7/1) kurs rupiah berada pada posisi Rp13.938/US$ terlihat melemah dari posisi Rp13.926/US$ pada perdagangan kemarin (6/1). (*)