Moneter dan Fiskal

Rupiah Diproyeksi Menguat Akibat Dolar AS Masih Tertekan

Jakarta – Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang kembali mengalami tekanan akibat penurunan ekspektasi terhadap perekonomian AS.

Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong menjelaskan dolar AS kembali tertekan setelah data menunjukkan penurunan ekspektasi pada aktivitas ekonomi Negeri Paman Sam.

“Trump yang kembali menyerang Kepala Federal Reserve (the Fed) Jerome Powel juga semakin menekan dolar AS,” kata Lukman, Selasa, 22 April 2025.

Baca juga: Kritik Trump ke Powell Meningkat, The Fed Diingatkan Tetap Netral

Meski demikian, menurut Lukman, penguatan rupiah masih bersifat terbatas dan bisa saja berbalik arah menjadi pelemahan apabila sentimen risk-off di pasar ekuitas meluas.

“Namun penguatan terbatas dan mungkin berbalik menjadi perlemahan apabila sentimen risk off di pasar ekuitas meluas,” jelasnya.

Ia memperkirakan, pada hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.750 hingga Rp16.850 per dolar AS.

“Rupiah akan berada di range Rp16.750-Rp16.850 per dolar AS hari ini,” ujar Lukman.

Baca juga: Begini Gerak Pasar Obligasi, Saham hingga Nilai Tukar Rupiah dalam Sepekan

Sementara itu, Kepala Ekonom Andy Asmoro menyatakan, surat utang pemerintah AS (Treasury securities) masih berada di bawah tekanan, di tengah penyelidikan yang diperintahkan oleh Presiden Trump.

Penyelidikan itu bahkan bisa mendahului kebijakan tarif terhadap produk semikonduktor, farmasi, tembaga, dan kayu—yang semuanya berpotensi memicu lonjakan ekspektasi inflasi dan mengancam risiko resesi.

Selain itu, laporan terbaru menunjukkan belum adanya kesepakatan dagang yang akan segera tercapai antara AS dan mitra-mitra utamanya, seperti Jepang, India, Korea Selatan, dan negara-negara Uni Eropa.

“Pasar terus menilai masa depan kebijakan perdagangan AS dan bagaimana hal itu akan memengaruhi pertumbuhan dan permintaan asing untuk surat utang AS,” imbuh Andry.

Baca juga: RI Lobi AS Tekan Tarif Ekspor, Ini Isi Tawarannya

Andry menambahkan, minggu ini, ketidakpastian mengenai jalur tarif oleh AS di tengah ancaman eskalasi terhadap janji untuk mencapai kesepakatan perdagangan akan terus mendorong volatilitas di semua kelas aset. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

9 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

10 hours ago

Kawasan Komersial Ini Disebut Bakal Dongkrak Peluang Bisnis dan Investasi di Tangerang

Poin Penting Paramount Land menghadirkan Indica Grande sebagai kawasan komersial baru seluas 1,4 hektare untuk… Read More

13 hours ago

Tok! UMP DKI Jakarta 2026 Naik 6,17 Persen, Besarannya Jadi Segini

Poin Penting UMP DKI Jakarta 2026 resmi naik 6,17 persen menjadi Rp5.729.876, atau bertambah Rp333.115… Read More

14 hours ago

Antisipasi Lonjakan EV Periode Nataru, Dirut PLN Tinjau Langsung Kesiagaan SPKLU

Poin Penting PLN mengantisipasi lonjakan pemudik EV saat Nataru 2025/2026, dengan proyeksi pengguna mobil listrik… Read More

14 hours ago

Tindak Lanjuti Pernyataan Prabowo, Komisi VII Desak Aturan Penghapusan KUR

Poin Penting Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera menerbitkan aturan turunan penghapusan KUR, menindaklanjuti… Read More

14 hours ago