Jakarta – Syailendra Capital telah merangkum pergerakan nilai tukar rupiah, pasar obligasi, hingga pasar saham pekan lalu yang dipicu oleh sejumlah sentimen global maupun domestik.
Dalam Syailendra Research, sepekan lalu rupiah kembali melemah sebanyak 0,30 persen week on week (wow) ke posisi Rp16.820 per US dolar, di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) kembali turun ke 99,2.
Sementara itu, dari sisi pasar obligasi, ID10Y bergerak turun sepekan kemarin dari level 7,06 persen dan berhasil ditutup di level 6,93 persen.
Baca juga: Segera Umumkan Dividen, Saham Ini Rebound 9 Persen dalam 4 Hari
“Sepanjang 14-16 April 2025, tercatat net foreign outflow dari SRBI sebesar Rp2,24 triliun dan net foreign inflow SBN sebesar Rp 3,28 triliun. Sedangkan US10Y juga sangat volatil dan bergerak dalam rentang 4,2-4,4 persen dan ditutup di level 4,3 persen,” tulis Manajemen dalam risetnya di Jakarta, 21 April 2025.
Sedangkan dari sisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu ditutup menguat 2,65 persen wow ke level 6.438 dan diikuti oleh net foreign outflow sebesar Rp13,01 triliun.
Meski begitu, ketiga indeks saham AS bergerak bervariasi dengan penguatan terjadi oleh S&P500 sebesar 0,28 persen wow. Namun, Dow Jones dan Nasdaq melemah masing-masing 1,14 persen dan 0,62 persen wow.
Baca juga: Begini Gerak Saham Bank Indeks INFOBANK15 dalam Sepekan
Adapun, secara rinci pergerakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali membuat langkah kontroversial dengan menunda penerapan tarif impor selama 90 hari untuk sebagian besar negara
- Penjualan ritel di AS melonjak 1,4 persen mom pada Maret 2025, melampaui ekspektasi konsensus di level 1,3 persen mom dan menandai pertumbuhan terbesar sejak Januari 2023 didorong oleh peningkatan penjualan kendaraan bermotor dan suku cadang 5,3 persen mom
- Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2025 turun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD427,2 miliar atau setara Rp7.196,2 triliun
- Pemerintah resmi menaikkan tarif royalti untuk sejumlah komoditas mineral seperti nikel, tembaga, dan emas melalui PP No. 19/2025, serta menyesuaikan tarif royalti batu bara untuk pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) lewat PP No. 18/2025
- Harga batu bara berjangka Newcastle untuk April 2025 turun 1,3 persen ke level 94,25 dolar AS per ton, menandai level terendah sejak Mei 2021. (*)
Editor: Galih Pratama