Jakarta – Nilai tukar rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat sentimen risk off di pasar, yang dipicu oleh kebijakan Presiden Donald Trump.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong menjelaskan, investor di pasar ekuitas cenderung menghindari risiko (risk off) karena kekhawatiran terhadap resesi yang disebabkan oleh kebijakan Trump.
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off di pasar ekuitas oleh kekhawatiran resesi yang disebabkan oleh kebijakan Trump,” ujar Lukman, Selasa 11 Maret 2025.
Baca juga: Rupiah Berpeluang Menguat Seiring Pelemahan Dolar AS
Oleh karena itu, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.300-Rp16.400 per dolar AS hari ini.
“Rupiah akan berada di range Rp16.300-Rp16.400 per dolar AS hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyebutkan, kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump telah menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan inflasi. Hal ini berpotensi menyulitkan Federal Reserve (The Fed) dalam memangkas suku bunga.
“Dalam wawancara hari Minggu, Trump menggambarkan ekonomi sedang mengalami “periode transisi,” tetapi komentarnya gagal meredakan kecemasan investor,” ujar Andry.
Baca juga: Rincian Kekayaan hingga Utang Indra Iskandar, Sekjen DPR RI yang Jadi Tersangka Korupsi
Lebih lanjut, ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan Trump juga menambah kegelisahan pasar, meskipun ia memberikan pengecualian sementara atas tarif barang dari Kanada dan Meksiko.
Ekspektasi inflasi konsumen AS untuk tahun mendatang mengalami kenaikan untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir. Angka ini naik tipis menjadi 3,1 persen pada Februari 2025 dari 3 persen dalam tiga bulan sebelumnya, menandai level tertinggi sejak Mei.
Andry memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.290–Rp16.365 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini kemungkinan akan bergerak pada kisaran Rp16.290 dan Rp16.365,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra