Rupiah Dibuka Melemah di Level Rp16.675 per Dolar AS

Rupiah Dibuka Melemah di Level Rp16.675 per Dolar AS

Poin Penting

  • Rupiah melemah tipis ke Rp16.675 per dolar AS pada awal perdagangan Rabu (1/10/2025), diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.660–Rp16.710
  • Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif baru hingga 50 persen untuk produk kayu dan furnitur impor mulai 14 Oktober 2025
  • ADB memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9 persen pada 2025 dan 5 persen pada 2026, lebih rendah dari asumsi APBN.

Jakarta – Nilai tukar rupiah melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (1/10/2025). Rupiah dibuka pada level Rp16.675 per dolar Amerika Serikat (AS), atau melemah tipis 0,06 persen dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.665 per dolar AS.

Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa ia akan mengenakan tarif 10 persen untuk kayu dan papan kayu impor, serta bea masuk 25 persen untuk lemari dapur, meja rias kamar mandi, dan furnitur berlapis kain impor, melanjutkan serangan tarifnya terhadap mitra dagang global. 

“Proklamasi tersebut menyatakan bahwa tarif akan mulai berlaku pada 14 Oktober 2025, tetapi bea masuk akan meningkat pada 1 Januari menjadi 30 persen untuk produk kayu berlapis kain dan menjadi 50 persen untuk lemari dapur dan meja rias yang diimpor dari negara-negara yang gagal mencapai kesepakatan dengan AS,” kata Ibrahim, Rabu, 1 Oktober 2025.

Baca juga: Rapor Sepekan: IHSG Semringah, Pasar Obligasi dan Rupiah Kian Merana

Sementara itu, Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam laporan terbarunya, dari 5 persen menjadi 4,9 persen pada 2025.

“ADB menjelaskan perkembangan ketidakpastian perdagangan global tingginya tarif resiprokal yang diterapkan oleh AS memengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia,” ujarnya.

Tak hanya pada tahun ini, lanjut Ibrahim, ADB juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan diproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 persen pada 2026 atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,1 persen.

Sejalan dengan itu, ADB memangkas proyeksi inflasi di Indonesia dari 2 persen menjadi 1,7 persen pada 2025. Sementara pada tahun depan, inflasi Indonesia tetap diramalkan di level 2 persen.

Baca juga: Rupiah Terus Tertekan, BI Optimalkan Seluruh Instrumen Jaga Stabilitas

Sebagai perbandingan, proyeksi pertumbuhan ekonomi ADB itu tidak seoptimal dari asumsi yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.

Dalam APBN 2025, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen, sementara dalam APBN 2026, asumsi pertumbuhan ekonomi ditetapkan di level 5,4 persen.

Ibrahim pun memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran level Rp16.660 hingga Rp16.710 per dolar AS hari ini.

“Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.660 hingga Rp16.710 per dolar AS hari ini,” katanya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62