Jakarta – Ditengah fluktuasi nilai tukar rupiah yang semakin tidak menentu, Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menaikkan suku bunga acuannya pada bulan ini. Terlebih, saat ini nilai tukar rupiah sudah hampir menyentuh angka Rp14.900 per dollar AS.
Hal tersebut disampaikan oleh EVP Non Subsidized Mortgage and Consumer Lending Division PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Suryanti Agustinar setelah menghadiri diskusi di Jakarta. Suryanti mengaku kenaikan suku bunga sudah patut untuk dilakukan saat ini dan pihaknya terus menyiapkan strategi guna mengantisipasi hal tersebut.
“Kurs dollar mau tembus Rp15.000 per dollar. Saya sih memprediksi suku bunga akan naik, dan otomatis kalau bunga cost of fund dana bank naik dan kita mau tidak mau naik itu udah pasti tapi tinggal waktunya,” jelas Suryanti di Jakarta, Selasa 4 September 2018.
Suryati menyebut pihaknya hingga saat ini masih terus memantau kondisi pasar untuk dapat memutuskan akan menaikan suku bunga kreditnya atau tidak.
Baca juga: BI Optimis Pelemahan Rupiah Akan Mereda di 2019
“Tapi kita tidak pengen langsung naik, kita khawatir daya beli turun dan kredit naikin lagi dan berdampak ke npl juga. Jadi kita perbankan hati-hati ke bunga dana,” jelas Suryati.
Sebagai informasi pada perdagangan pagi ini (4/9) rupiah dibuka melemah 8 poin atau 0,05 persen ke level 14.823 per dolar AS. Rupiah bahkan diprediksi bisa melemah ke Rp14.900 per dolar AS.
Melemahnya nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini menyusul diperdagangan sebelumnya (3/9) yang berakhir ditutup melemah 105 poin atau 0,71 persen ke level Rp14.815 per dolar AS.
Sebelumnya, sepanjang 2018 BI telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebanyak 125 bps pada bulan Mei Juni dan Agustus sehingga kini berada di level 5,5%. Namun sepertinya kebijakan tersebut belum dapat memulihkan nilai tukar rupiah.(*)