Jakarta – Rupiah diperkirakan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipicu oleh harapan perdamaian perang di Timur Tengah usai Presiden Donald Trump menyatakan gencatan senjata.
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan, Trump mengatakan bahwa Iran dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata, yang memberikan potensi penguatan terhadap nilai tukar rupiah.
“Rupiah berpotensi menguat oleh harapan perdamaian di Timur Tengah setelah Trump mengatakan bahwa Iran dan Israel sepakat untuk gencatan senjata,” kata Lukman, Selasa, 24 Juni 2025.
Baca juga: BI Sudah Borong SBN Rp124,33 Triliun hingga 17 Juni 2025
Meski demikian, gencatan senjata tersebut belum terkonfirmasi, namun telah dibantah oleh Iran. Sehingga, sentimen pasar bisa berubah terhadap pergerakan rupiah.
“Untuk gencatan senjata, belum dikonfirmasi dan telah di bantah Iran, jadi sentimen bisa berubah setiap saat dan rupiah berpotensi volatile,” pungkasnya.
Selain itu, dolar AS melemah akibat pernyataan dovish pejabat the Federal Reserve (the Fed), Michelle Bowman yang menyatakan akan mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR).
Baca juga: Bitcoin Berpeluang Cetak Rekor Baru, Simak Faktor Pendorongnya Pekan Ini
Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.300-Rp16.450 per dolar AS hari ini.
“Rupiah akan beradai di range Rp16.300-Rp16.450 per dolar AS hari ini,” ujar Lukman. (*)
Editor: Galih Pratama