Jakarta – Rumah Sakit Indonesia di Gaza mengumumkan telah berhenti beroperasi dan melayani pasien korban serangan Israel di Gaza. Saat ini, ada sekitar 500 pasien yang berada di sana dari kapasitas 140 pasien rumah sakit.
Kepala Rumah Sakit Indonesia Atef al-Kahlout mengatakan, saat ini ada sekitar 45 pasien yang sangat membutuhkan pembedahan dan kondisinya terlantar di ruang tunggu
“Rumah sakit Indonesia telah berhenti melayani dan beroperasi sama sekali,” kata al-Kahlout, melansir Al Jazeera, dikutip Sabtu (18/11).
Menurutnya, berhentinya operasi RS Indonesia di Gaza terpaksa dilakukan karena ketidakmampuan klinis rumah sakit untuk menampung pasien dari Gaza dan wilayah utara.
Baca juga: Perluas Serangan, Israel Paksa Warga Palestina Tinggalkan 4 Kota di Gaza Selatan
Lanjutnya, Rumah Sakit Indonesia tidak berfungsi karena kurangnya berbagai pasokan, sementara terlalu banyak pasien yang harus ditangani.
Adapun, foto-foto yang diperoleh TV al Jazeera dari rumah sakit di Beit Lahiya itu menunjukkan sejumlah pasien Palestina yang terluka berjejer di lorong-lorong, dan sebagian dari mereka tengkurap di tengah genangan darah.
Melansir VOA Indonesia, Rumah Sakit Indonesia, yang terletak di dekat kamp pengungsi Jabalia yang terbesar di Gaza juga telah menampung ratusan pengungsi yang mencari perlindungan di sana.
Daerah sekitar rumah sakit telah diserang beberapa kali oleh pasukan Israel, dan setidaknya dua warga sipil tewas dalam serangan antara tanggal 7 dan 28 Oktober, menurut organisasi HAM, Human Rights Watch.
Militer Israel menuduh Rumah Sakit Indonesia digunakan untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah untuk Hamas. Pejabat Palestina dan kelompok Indonesia yang mendanai rumah sakit tersebut telah membantah klaim tersebut.
Sementara itu, kekhawatiran semakin meningkat terhadap ribuan warga sipil yang terjebak di Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza, di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung.
Baca juga: Adu Kekuatan Militer Indonesia vs Israel, Siapa Pemenangnya?
Israel mengatakan rumah sakit tersebut merupakan pusat komando Hamas. Namun, klaim tersebut dibantah oleh kelompok tersebut.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan pada Kamis bahwa Amerika Serikat merasa yakin dengan penilaian intelijen bahwa Hamas telah menggunakan rumah sakit tersebut sebagai pusat komando dan kendali, dan kemungkinan besar juga sebagai fasilitas penyimpanan. (*)
Editor: Galih Pratama