Jakarta– Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati baru saja menerima penghargaan sebagai Menteri terbaik di Dunia “Best Minister in the World Award” dalam ajang World Goverment Summit di Dubai, Uni Emirat Arab. Penghargaan ini merupakan penghargaan global yang diberikan kepada satu orang menteri dari semua negara di dunia setiap tahunnya dan mulai diberikan pada tahun 2016.
Penghargaan Menteri terbaik ini merupakan seleksi dan penentuan dari lembaga independen Ernst & Young (EY) yang merupakan perusahaan jasa profesional multinasional yang berkantor pusat di London, Inggris.
Menanggapi hal tersebut, Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli ini menilai, penghargaan atas Menkeu tersebut penuh dengan kontroversi dimana lembaga EY dinilai kurang berkompeten dalam menilai kondisi perekonomian.
Baca juga: Diundang DPR, Rizal Ramli Sebut OJK Lembaga Super Power
“Ya coba lihat parameternya yang bikin Ernst & Young. Itu perusahan yang akuntan bagus auditor bagus, tapi gak mengerti makro ekonomi tidak mengerti governance,” ungkap Rizal Ramli di Kantor DPP PAN Jakarta, Rabu 14 Febuari 2018.
Rizal Ramli juga menyebut bahwa lembaga EY telah menilai Menkeu dapat memotong hutang negara Indonesia cukup baik, padahal realitanya, hutang nasional terus meningkat hingga tahun kemarin.
“Indikator keberhasilannya itu sukses memotong utang negara 50 persen, hanya EY yang ngomong. EY baca hutang aja enggak bisa,” tambah Rizal.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir November 2017 tercatat sebesar USD 347,3 miliar atau naik 9,1 persen secara tahunan (yoy).
Dirinya berharap, agar Menkeu dapat berkerja dengan lebih baik tanpa harus mementingkan pencitraan dengan mengejar penghargaan atas internasional. (*)