Jakarta – Dalam perdagangan hari ini pergerakan rupiah sempat melemah di level 14.047 walaupun sempat menguat di level 14.022 per dolar AS. Namun rupiah ditutup melemah tipis di level 14.030 dari penutupan sebelumnya di level 14.025 per dolar as.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memandang, rilis data ekonomi AS yang positif buat dollar menguat sehingga nilai tukar rupiah masih loyo.
Ia menjelaskan, data ekonomi AS diantaranya penjualan ritel yang dicerminkan dalam Redbook mencatat kenaikan 4,3% (YoY) pada pekan yang berakhir 26 Oktober atau lebih baik ketimbang pertumbuhan pekan sebelumnya yaitu 4,3%.
“Data-data ini mengisyaratkan perekonomian AS masih menggeliat, dan kemungkinan besar resesi tidak akan terjadi dalam waktu dekat,” kata Ibrahim di Jakarta, Rabu 30 Oktober 2019.
Tak hanya itu, untuk data Indeks harga perumahan AS pada Agustus juga tercatat naik 2% YoY. Sementara penjualan rumah bukan baru pada September naik 3,9% YoY, laju pertumbuhan terbaik sejak Desember 2015.
Dirinya menyebut, bila kedepan situasinya seperti ini, dalam pertemuan the fed kamis ini (31/10) diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga acuannya.
“Namun yang di tunggu pasar adalah komentar the fed apakah akan masih menurunkan suku bunga berikutnya atau tidak sehingga pasar kembali galau dengan sikap The Fed nanti pagi,” tambah Ibrahim.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (30/10) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.044/ US$ terlihat melemah dari posisi Rp14.028/US$ pada perdagangan kemarin (29/10). (*)
Editor: Rezkiana Np