Ribuan Mahasiswa RI Pindah jadi WN Singapura, Ternyata Ini Alasannya

Ribuan Mahasiswa RI Pindah jadi WN Singapura, Ternyata Ini Alasannya

Jakarta – Ada fenomena menarik tentang mahasiswa Indonesia yang tengah studi di negara tetangga Singapura. Berdasarkan data Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, setiap tahunnya ternyata ada ribuan mahasiswa Tanah Air yang ‘hijrah’ jadi kewarganegaraan Negara Singa tersebut.

Seperti yang diungkapkan Silmy Karim, Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Warga Negara Indonesia (WNI) tercatat banyak yang pindah menjadi warga negara (WN) Singapura. Jumlahnya diperkirakan sekitar 1.000 orang per tahun.

“Saya lupa kalau enggak 100, 1.000 orang mahasiswa Indonesia di Singapura menjadi warga negara Singapura setiap tahun,” kata Silmy dikutip Rabu, 12 Juli 2023.

Baca juga: Singapura Terancam Resesi, Ekonom Ungkap Biang Keroknya

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal, menilai bahwa banyaknya mahasiswa WNI yang pindah jadi WN Singapura, utamanya adalah karena faktor ekonomi dan finansial di negara tersebut.

“Seperti tingkat gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia, Malaysia, dan tetangga ASEAN lain. Karena kategori tangkat gajinya sudah seperti negara maju, pendapatan perkapitanya juga jauh lebih tinggi dibanding negara ASEAN lain,” kata Faisal ketika dihubungi Infobanknews.

Namun, menurutnya, tingkat gaji yang lebih tinggi juga punya konsekuensi terhadap tuntutan dan persaingan kerja di sana yang lebih ketat dibanding di dalam negeri.

“Sesuai dengan tingkat gajinya, tuntutan dan persaingan kerjanya tinggi. Artinya, ada konsekuensi itu juga,” tambahnya.

Baca juga: Gegara Skandal Wirecard, Singapura Jatuhkan Sanksi ke DBS, Citi, dan OCBC

Selain faktor ekonomi, masih menurut Faisal, ada faktor lain yang membuat kawula muda kepincut jadi WN Singapura. Misalnya kesempatan untuk mencicipi berkarier di dunia internasional dan fasilitas kerja yang didapatkan di sana.

“Sudah banyak sebetulnya lulusan luar negeri terutama science, begitu mereka kembali ke Indonesia, peralatan yang gunakan sudah tertinggal jauh dibandingkan ketika mereka keluar negeri. Ada pertimbangan itu,” kata Faisal. (*)

Related Posts

News Update

Top News