Jakarta – PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC; IDX: BBYB) buka suara terkait permintaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong bank-bank dalam kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 untuk melakukan konsolidasi atau merger serta “naik kelas” menjadi KBMI 2.
Direktur Utama BNC, Eri Budiono menyampaikan bahwa perseroan masih mengkaji peluang bagi bank KBMI 1 untuk naik kelas. Menurutnya, usulan dari OJK tersebut masih menjadi bahan diskusi, baik dengan regulator maupun di organisasi perbankan seperti Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas).
“Dari OJK memang masih wacana, dan kami sudah sampaikan secara detail. Kebetulan saya juga di Perbanas, semua pada nanya ‘ini bagaimana, kapan, apakah dilakukan secara bertahap atau langsung’ dan sebagainya,” ujar Eri di agenda Public Expose BNC, Selasa, 16 Desember 2025.
Baca juga: Ikuti Arahan OJK, Bank Neo Commerce Tinjau Penurunan Suku Bunga Deposito
Baca juga: OJK Nilai Ada Urgensi Konsolidasi Bank KBMI I
Eri menambahkan, BNC tidak semata-mata berfokus pada wacana permintaan OJK tersebut. Dari sisi permodalan, ia menyebutkan bahwa modal inti perusahaan telah berada di kisaran Rp4 triliun.
Ia menegaskan komitmen manajemen untuk mendorong pertumbuhan bank secara bertahap dan berkelanjutan, sejalan dengan penguatan fundamental bisnis perseroan.
Konsolidasi Masih Perlu Dibahas dengan Pemegang Saham
Sementara, terkait kemungkinan konsolidasi atau merger, Eri mengakui bahwa hal tersebut masih perlu dibahas lebih lanjut dengan pemegang saham pengendali (PSP) guna menentukan arah strategis ke depan.
“Apa pun keputusan dari OJK nanti, mungkin ke depan kami harus bicarakan dengan PSP bagaimana (arahannya),” tambah Eri,
Bank KBMI 1 Diminta Naik Kelas
Sebagai informasi, OJK belum lama ini mendorong bank-bank dalam kelompok KBMI 1 untuk naik kelas ke KBMI 2 melalui konsolidasi maupun penguatan modal, baik secara organik maupun anorganik. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan perbankan sekaligus mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.
Kepala Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan bahwa langkah konsolidasi bank KBMI 1 dipandang penting dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan teknologi informasi, akselerasi digitalisasi perbankan, ketidakpastian ekonomi global, hingga meningkatnya risiko serangan siber.
“Sehingga pertumbuhan bank yang sustainable itu memang perlu kita dorong terus,” kata Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB), Jumat, 12 Desember 2025.
Selain itu, OJK juga telah melakukan pendalaman untuk menilai kekuatan dan kelemahan masing-masing bank KBMI 1, sembari mendorong bank melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja bisnis, permodalan, kualitas aset, tata kelola, model bisnis, serta prospek jangka panjang.
“Pendekatan OJK bersifat persuasif adalah pendekatan yang kita utamakan dulu, kemudian juga mendorong konsolidasi dan atau aksi korporasi itu secara natural saja dan sukarela berdasarkan kajian bisnis yang sehat dengan tetap sesuai dengan rencana. Kita akan menilai secara case by case untuk memastikan kepatuhan regulasi dan juga masalah perlindungan nasabah,” ungkapnya.
Baca juga: Urgensi Bank KBMI I Didorong Naik Kelas
BNC sendiri mencatatkan modal inti sebesar Rp4,00 triliun per Oktober 2025. Angka ini tumbuh signifikan 20,06 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Rp3,33 triliun pada Oktober 2024. (*) Mohammad Adrianto Sukarso










