Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengmumkan perombakan atau reshufle kabinet kerja pada siang ini, Rabu, 27 Juli 2016, di halaman Istanda Merdeka, Jakarta. Ada 4 (empat) nama menteri yang mengalami pergeseran tempat dari posisinya semula, dan ada 9 (sembilan) nama baru yang masuk dalam gerbong kabinet kerja kali ini.
Diantara nama baru, ada nama Sri Mulyani. Wanita yang kini menjadi Direktur di Bank Dunia ini disebutkan menggantikan posisi Bambang Brodjonegoro sebagai menteri Keuangan. Bambang sendiri dialihtugaskan menjadi Kepala Bappenas.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, sebelum melaksanakan reshufle, Presiden telah mendengarkan orang-orang yang akan diberikan kepercayaan oleh Presiden untuk kedudukan maupun jabatan tersebut.
Berikut nama-nama menteri yang mengalami pergeseran posisi, dan nama-nama baru yang memegang posisi menteri pada kabinet kerja 2014 – 2019, yaitu:
1. Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) menjadi Menko Kemaritiman;
2. Bambang Brodjonegoro, sebelumnya Menteri Keuangan menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas);
3. Sofyan Djalil, sebelumnya Menteri PPN/Kepala Bappenas menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; dan
4. Thomas Trikasih Lembong, sebelumnya Menteri Perdagangan menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Adapun nama-nama baru yang masuk dalam jajaran kabinet kerja periode 2014 – 2019 adalah:
1. Wiranto sebagai Menko Polhukam
2. Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan;
3. Eko Putro Sanjoyo sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
4. Budi Karya Sumadi sebagai Menteri Perhubungan;
5. Muhajir Effendi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;
6. Enggartiasto Lukito sebagai Menteri Perdagangan;
7. Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian;
8. Archandra Tahar sebagai Menteri ESDM; dan
9. Asman Abnur sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Jokowi berharap, dengan perombakan kabinet ini, bisa berdampak positif dan bermanfaat kepada masyarakat Indonesia. Selain itu, dirinya juga berharap agar kabinet kerja yang baru ini bisa bekerj lebih cepat, efektif, solid dan saling mendukung satu sama lain.
“Saya ingin berusaha maksimal agar kabinet kerja bisa bekerja lebih cepat, efektif, solid dan saling mendukung, sehingga hasilnya akan nyata. Ini untuk penguatan kinerja pemerintahan,” ucap Jokowi (*)
Editor : Apriyani K