Poin Penting
- Realisasi KUR BRI hingga Agustus 2025 mencapai Rp114,28 triliun untuk 2,5 juta debitur, atau 65,31 persen dari alokasi Rp175 triliun tahun ini.
- BRI fokus pada pembiayaan produktif UMKM, dengan penyaluran KUR tepat sasaran untuk meningkatkan produktivitas, keberlanjutan usaha, dan penciptaan lapangan kerja.
- Secara kinerja, laba bersih BRI turun 11,25 persen yoy menjadi Rp26,53 triliun per Juni 2025, namun total penyaluran kredit tetap tumbuh 5,97 persen yoy menjadi Rp1.416,62 triliun.
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Agustus 2025 mencapai Rp114,28 triliun kepada 2,5 juta debitur UMKM.
Penyaluran KUR BRI ini setara dengan 65,31 persen dari total alokasi KUR BRI tahun 2025, yaitu sebesar Rp175 triliun.
Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapkan bahwa perluasan akses pembiayaan terus berjalan seiring dengan peningkatan kapasitas pelaku UMKM. Pendekatan ini dinilai penting untuk memastikan bahwa pembiayaan yang disalurkan dapat menghasilkan dampak ekonomi yang nyata dan berkelanjutan.
“KUR merupakan instrumen strategis dalam memperluas pembiayaan produktif yang berdampak langsung terhadap penguatan ekonomi masyarakat,” pungkas Akhmad dalam keterangan resmi dikutip 2 Oktober 2025.
Baca juga: BRI Catat 99,1 Persen Transaksi Lewat Digital Banking per Agustus 2025
Baca juga: Laju Pertumbuhan Kredit UMKM Melambat di Agustus 2025
Akhmad menambahkan, penyaluran KUR yang tepat sasaran akan mendorong produktivitas, mendukung keberlanjutan usaha, serta membuka peluang kerja yang lebih luas.
“BRI pun terus konsisten untuk mendorong UMKM dapat menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional,” tandas Akhmad.
Sebagai informasi, BRI mencatatkan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp26,53 triliun hingga enam bulan pertama tahun 2025. Angka ini turun 11,25 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp29,89 triliun.
Sementara, penyaluran kredit bank yang dekat dengan ‘wong cilik’ ini tumbuh 5,97 persen yoy atau menjadi Rp1.416,62 triliun di Juni 2025 ketimbang tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp1.336,77 triliun. (*)
Editor: Galih Pratama









