Jakarta – KB Bank sukses memperbaiki fundamental dan kualitas asetnya dengan menekan rasio kredit berisiko (loan at risk/LAR) hingga di bawah 27 persen pada kuartal I/2024.
Rasio LAR tersebut berhasil diturunkan melalui serangkaian inisiatif pengalihan aset berkualitas rendah dengan skema Asset Back Securities (ABS).
Wakil Direktur Utama KB Bank, Robby Mondong mengatakan, berbagai upaya dilakukan KB Bank, di antaranya melalui inisiatif hapus buku secara selektif dan hati-hati, serta sejumlah upaya recovery aset berkualitas rendah.
“Komitmen dan dukungan yang kuat dari KBFG menjadi kunci utama dari terus membaiknya kinerja fundamental dan kualitas aset KB Bank. Struktur permodalan dan likuiditas kami juga terus terjaga sehingga mampu memperkuat berbagai langkah-langkah untuk mendorong pertumbuhan kami,” ujarnya, Selasa (21/5/2024).
Baca juga: Perkuat Infrastruktur Pertanian, KB Bank Gelontorkan Pembiayaan Kredit ke Petani Tebu
Sebagaimana diketahui, LAR menjadi salah satu tantangan bagi KB Bank sejak memulai program transformasinya di tahun 2021.
Setahun pasca KB Financial Group (KBFG) melalui KB Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali, rasio LAR sempat menyentuh angka 65 persen.
Robby bilang, rasio ini terus mengalami penurunan di tahun-tahun berikutnya masing-masing 50 persen pada akhir tahun 2022, dan di kisaran 40 persen di akhir tahun 2023. KB Bank sendiri menargetkan untuk terus memperbaiki kualitas aset dan menjaga rasio LAR di kisaran 20 persen pada akhir tahun 2024.
Upaya pertumbuhan KB Bank tak lepas dari dukungan dan komitmen kuat KBFG, institusi finansial terbesar di Korea Selatan. Saat ini, KBFG memiliki total aset termasuk aset kelolaan (AUM) mencapai lebih dari Rp14.660 triliun.
Berbagai langkah inisiatif telah dilakukan KBFG, di antaranya implementasi core banking system mutakhir yang dikembangkan oleh KBFG yaitu Next Generation Banking System (NGBS), hingga penguatan struktur modal KB Bank melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT).
Terbaru, KBFG melalui KB Kookmin Bank juga menerbitkan Standby Letter of Credit (SBLC) sebagai jaminan pinjaman KB Bank kepada Korean Development Bank guna memperkuat struktur pendanaan dalam rangka memperluas ekspansi kredit KB Bank.
Selain perbaikan fundamental, tahun ini KB Bank juga menargetkan pertumbuhan kinerja dari ekspansi kredit yang dijalankan. Segmen korporasi atau wholesale menjadi anchor dalam upaya pertumbuhan ini dengan menciptakan ekosistem bisnis untuk segmen UMKM dan juga ritel.
“Contoh nyata dari upaya ini antara lain diwujudkan melalui kerja sama dealer financing dengan PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) baru-baru ini,” sambung Robby.
DCVI yang merupakan distributor resmi truk dan bus Mercedes-Benz di Indonesia, memiliki ekosistem industri otomotif khususnya kendaraan niaga yang sangat menjanjikan pertumbuhannya.
Baca juga: Optimalkan Layanan, KB Bank Syariah Luncurkan Fitur Chatbot Syva
Tak hanya itu, KB Bank juga telah menandatangani kerja sama untuk fasilitas pembiayaan kredit kepada para petani tebu. Kerja sama ini adalah hasil kolaborasi dengan perusahaan produsen gula PT Pabrik Gula Rajawali II (PG Rajawali II) dan perusahaan data analitik terkait pertanian PT Mata Langit Solusindo (MATA).
Melalui berbagai inisiatif tersebut, KB Bank optimis untuk dapat mencapai laba operasional sebelum pencadangan atau pre-provision operating profit (PPOP) yang positif di akhir tahun 2024 serta laba bersih di tahun 2025.
“Seiring terus membaiknya kinerja KB Bank, kami percaya bahwa kami dapat terus bertumbuh bersama nasabah setia serta pemangku kepentingan,” pungkas Robby. (*) RAL