Oleh Paul Sutaryono
Jakarta – Pada Januari 2025, genaplah 100 hari Presiden Prabowo Subianto menjadi Presiden RI setelah dilantik pada 20 Oktober 2024. Pertanyannya, bagaimana kinerja dan tantangan Prabowo di industri perbankan selama 100 hari? Sebelumnya, kita cermati dulu kinerja bank umum. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 7 Januari 2025 menunjukkan kredit tumbuh dari 9,74 persen per November 2023 menjadi 10,79 persen per November 2024 (yoy) dari Rp6.966 triliun menjadi Rp7.717 triliun.
Pertumbuhan kredit itu ada di rentang target pertumbuhan kredit menurut OJK 9-11 persen pada 2024. Pada 2025, OJK dan Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit 11-13 persen. Dana pihak ketiga (DPK) juga naik dari 3,04 persen menjadi 7,54 persen dari Rp8.216 triliun menjadi Rp8.836 triliun. Buahnya, loan to deposit ratio (LDR) menebal dari 84,78 persen menjadi 87,34 persen dalam ambang batas 78-92 persen. Bank cukup agresif dalam menyalurkan kredit. Sayangnya, imbal hasil aset (return on assets/ROA) menipis dari 2,72 persen menjadi 2,69 persen. Meskipun kualitas aset menurun namun masih jauh di atas ambang batas 1,5 persen. Itulah sekejab kinerja bank umum.
Baca Lengkap Seluruh Artikel dengan Berlangganan
- Free 4 Bulan Infobanknews Premium
- Durasi 1 Tahun
- Rp 416 / hari
- Free 2 Bulan Infobanknews Premium
- Durasi 6 Bulan
- Rp 461 / hari
- Free 1 Bulan Infobanknews Premium
- Durasi 3 Bulan
- Rp 466 / hari
- Durasi 1 Bulan
- Rp 500 / hari










