Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumselbabel) memiliki strategi khusus untuk memperluas layanan cashless di masyarakat, yakni dengan mensosialisasikan penggunaan QRIS ke pedesaan.
Bank Sumselbabel memanfaatkan program grebek pasar, yakni dengan memperbanyak agen laku pandai melalui program BSBLur untuk mensosialisasikan QRIS. Melibatkan penyuluh pertanian sebagai agen dalam bentuk satu desa satu agen laku pandai. Di samping itu, Bank Sumselbabel juga membangun ekosistem bisnis secara end to end melalui bentuk klaster.
“Menyadari adanya perbedaan kondisi daerah dan masyarakat yang ada di daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, maka strategi layanan yang digunakan Bank Sumsel Babel adalah digitalisasi dengan memanfaatkan kearifan lokal. Dalam waktu bersamaan, bank tetap mempertahankan kualitas layanan tradisional dan sekaligus melakukan pengembangan layanan digital,” ujar Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin, kepada Infobank belum lama ini.
Bank Sumselbabel juga tak lupa akan pentingnya keterbukaan sistem untuk melibatkan pihak lainnya membangun jaringan digital yang kuat. Semua ini dilakukan demi membuat nasabah lebih nyaman untuk bertransaksi atau mengelola keuangannya melalui perbankan.
“Bank Sumselbabel membuka diri untuk bersinergi baik dengan Pemerintah Daerah, BUMD, fintech, perbankan, dan lembaga lainnya untuk berkontribusi bagi pembangunan daerah dan nasional,” jelas Achmad. (*) Steven Widjaja