Jakarta— PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengimbau generasi muda untuk cerdas mengatur finansial pribadi dengan mulai merencanakan pengelolaan keuangan di masa depan.
Chief Human Resources & Community Investment Officer Prudential Life Assurance Agustina Samara mengatakan, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengecek kondisi kesehatan keuangan yang ada.
Cara mengukurnya, dengan memprioritaskan kebutuhan utang produktif di mana rasio utang kurang dari 30 persen dari penghasilan pribadi.
“Jadi harus berhitung, jangan mau sok-sokan mau travel, mau handphone apapun itu ngutang 90 persen dari pendapatan. Itu hati-hati,” ujarnya dalam acara Literasi Keuangan dan Buka Puasa Bersama dengan 1.500 Anggota Back Packer Jakarta (BPJ) yang diadakan Infobank Media Group di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (23/3/2024).
Baca juga: Penetrasi Asuransi Syariah Masih Rendah, Prudential Syariah Siap Ambil Peluang
Selanjutnya, Agustina menganjurkan investasi pada produk/ instrumen yang likuid atau bisa dan mudah dicairkan. Nilai produk yang diinvestasikan pada pembelian awal setidaknya 4 kali dari total penghasilan sebulan. Ini dimaksudkan agar individu tersebut dapat memanfaatkan dana itu saat kondisi darurat.
“Rumah kalau dijual gampang nggak? Susah kan. Berarti itu bukan likuid. Kalau beli emas mau dijual gampang, itu baru likuid. Jadi, definisi likuid dan tidak ialah ketika kita punya harta kalau mau hari ini saya jual, hari ini juga laku. Itu harta yang harus anda pikirkan,” sambungnya.
Adapun, ia meminta generasi muda untuk menyimpan tabungan setidaknya 10%, dari total pendapatan bulanan.
Langkah selanjutnya ialah menetapkan prioritas dalam mengatur pendapatan dan pengeluaran yang dimiliki secara optimal. Dengan begitu, cash ini dan cash out dapat seimbang dan semua kebutuhan terpenuhi.
“Jangan besar pasak dari pada tiang. Gaji jangan cuma sekadar lewat. Ada nggak yang merasa galau kok habis gajian uangnya habis,” tuturnya.
Di satu sisi, ia juga menegaskan kepada generasi muda untuk memikirkan tentang asuransi, baik jiwa kesehatan, maupun umum.
Pasalnya, masih banyak anak muda yang menganggap asuransi belum menjadi hal penting untuk saat ini. Padahal risiko seperti sakit, meninggal dunia, atau pun kecelakaan dapat terjadi sewaktu-waktu hingga membelit keluarga dan kerabat terdekat.
“Pemikirannya kita tidak tahu kapan akan dipanggil oleh yang maha esa. Tapi saat kita meninggal jangan bikin orang yang masih ada di dunia ini susah dan bikin pusing. Terus sakit ngerepotin orang. Ngegerus tabungan orang, harus pinjam keluarga kiri kanan. Jadi cerdas keuangan bukan saja sekadar tabung dan investasi. Tapi kita juga harus memikirkan suatu saat kita ada risiko saat meninggal atau sakit,” ungkapnya.
Baca juga: Infobank Media Group Gelar Literasi Keuangan Kepada 1.500 Anggota Backpackers
Menurutnya, usia produktif merupakan momentum untuk memikirkan manfaat asuransi. Ia juga meminta anak muda untuk bijak membedakan kebutuhan dan keinginan, sehingga tidak semua penghasilan dihabiskan begitu saja.
Agustina menjelaskan, Prudential telah membayarkan 1,7 juta tertanggung dengan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp17 triliun. Tingkat solvabilitas (RBC) 522 persen atau lebih dari ketentuan OJK sebesar 120 persen. Prudential menyasar literasi keuangan untuk kalangan perempuan, anak-anak dan anak muda, komunitas syariah, dan literasi asuransi. (*) Ranu Arasyki Lubis