Jakarta – Meski pemerintah tengah getol memberikan insentif mobil listrik, namun segmen ini masih belum bisa menguasai pasar mobil di Tanah Air. Artinya, pangsa pasar mobil BBM masih merajai kendaraan di dalam negeri.
“Pasar mobil BBM masih lebih bagus daripada mobil listrik. Setidaknya hingga tahun 2030 mendatang,” kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, kepada Infobanknews, Kamis, 10 Agustus 2023.
Hal ini sejalan dengan tren penjualan mobil bensin di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar delapan persen dibanding periode semester yang sama di tahun sebelumnya.
Baca juga: Cek Mobil Listrik di GIIAS 2023, Ada Yang Harga Rp3 Miliar, Ini Penampakannya
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil retail pada semester pertama tahun 2023 mencapai 502.536 unit, sedangkan periode 2022 sebesar 465.257 unit.
Pertumbuhan juga terlihat pada angka distribusi dari pabrik ke dealer alias wholesales. Pengiriman mobil ke dealer selama periode 2023 melonjak 6,5 persen menjadi 505.985 unit, sementara pada 2022 berhenti pada angka 475.030 unit.
Pihaknya membandingkan dengan pasar mobil listrik dalam negeri yang belum menunjukkan geliat berarti. Hal ini lantaran ada banyak ‘batu sandungan’ yang perlu pemerintah atasi.
“Salah satu tantangan mobil listrik itu charging station belum banyak. Jadi pemerintah harus benar-benar menyediakan infrastrukturnya,” jelasnya.
Senada, CEO Sokonindo Automobile Alexander Barus mengatakan, porsi penjualan mobil listrik di Tanah Air masih menyumbang satu persen dari total penjualan kendaraan roda empat.
“Penjualan mobil listrik di Indonesia masih 1 persen, di China dan Amerika Serikat baru mencapai 5 persen,” terangnya dalam dialog interaktif Automotive Outlook 2023.
Baca juga: Baterai Mobil Listrik Rentan Terbakar dan Sulit Dipadamkan? Ini Faktanya
Menurutnya, pasar mobil listrik masih dihadapkan pada sejumlah tantangan dari sisi kebijakan fiskal dan infrastruktur seperti pengisian daya baterai.
Terlebih saat ini masyarakat banyak mempertimbangkan penggunaan unit mobil listrik dari sisi harga, biaya operasional dan cara mengendarai mobil listrik.
“Kita butuh customer education mulai dari economy value, economy maintaince and operation dari mobil listrik itu sendiri,” pungkasnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra