Primaya Hospital IPO, Targetkan Bangun 2-3 Rumah Sakit Baru Tiap Tahun

Primaya Hospital IPO, Targetkan Bangun 2-3 Rumah Sakit Baru Tiap Tahun

Jakarta – Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta yang bernaung dibawah PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk, akan segera melantai di bursa. Primaya Hospital akan melakukan initial public offering (IPO) sebanyak-banyaknya 302.222.300 lembar saham. Harga penawaran saham berkode PRAY ini berkisaran Rp900-950 per lembar saham.

Pencatatan saham PRAY di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 8 November 2022 mendatang. Sedangkan masa penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 14-21 Oktober 2022. Perseroan menunjuk PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter).

Chief Executive Officer (CEO) Primaya Hospital, Leona A Karnali mengatakan, IPO dilakukan untuk menopang rencana ekspansi Primaya Hospital Group yang cukup agresif sekaligus mendukung pengembangan bisnis yang berkelanjutan di masa mendatang. Perseroan akan mengalokasikan 50% dana hasil IPO sebagai dana tambahan perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di kota-kota besar, terutama di pulau Sumatera dan Jawa. Lalu, sekitar 25% akan digunakan untuk tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang sudah ada, dan 25% sisanya akan dialokasikan sebagai dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.

“Kami menargetkan menambah 2-3 rumah sakit baru per tahun untuk memperkuat Primaya Hospital Group sekaligus membantu pemerintah dalam membangun infrastruktur kesehatan,” ujar Leona di Jakarta, Senin, 17 Oktober 2022.

Bicara soal prospek bisnis rumah sakit di Indonesia, Leona menambahkan, bisnis industri kesehatan di Indonesia terus meningkat. Mulai dari peralatan kesehatan, rumah sakit hingga obat-obatan atau farmasi serta asuransi kesehatan. Pasca pandemi COVID-19, masyarakat juga semakin sadar akan pentingnya kesehatan, sehingga pangsa pasar bisnis ini sangat luas, dan masih akan bertumbuh seiring bertambahnya jumlah penduduk.

“Pangsa pasar yang luas dan bertumbuh memperkuat potensi bisnis rumah sakit yang berperan sebagai ujung tombak sektor kesehatan. Saat ini, ketersediaan fasilitas kesehatan dengan rasio tempat tidur 1,4 per 1,000 penduduk masih perlu ditingkatkan. Jika dibandingkan negara-negara maju yang memiliki rasio tempat tidur 4-13 per 1.000 penduduk. Pertumbuhan bisnis rumah sakit juga didukung oleh program pemerintah yang dirancang untuk memperkuat sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” paparnya.

Sementara Founder Primaya Hospital sekaligus Komisaris Utama PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk mengatakan, di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang ini, industri kesehatan masih menjanjikan. Maka itu, pihaknya percaya diri untuk melakukan IPO. Apalagi Primaya Hospital Group diklaim mempunyai keunggulan kompetitif, yakni dari sisi budaya kerja dan pelayanan PRIMA (profesional, rapi, ibadah, mendengarkan, dan asertif). Ke depan, bisnis rumah sakit juga diyakini akan lebih baik, seiring terus meningkatknya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.

“Saya prediksi akan lebih bagus dari sebelumnya. Adanya COVID-19 ini membuat orang semakin sadar akan kesehatan. Ke depan sektor kesehatan akan lebih bagus,” imbuhnya.

Sebagai Informasi, Primaya Hospital Group saat ini memiliki 15 jaringan rumah sakit yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia, dengan jumlah tempat tidur lebih dari 2000 unit. (*) Ari Astriawan

Related Posts

News Update

Top News