Jakarta – Presiden Prabowo Subianto meminta jajarannya untuk mengevaluasi menyeluruh terhadap kinerja direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Langkah ini diambil untuk memastikan BUMN menjadi institusi yang kuat dan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani yang ikut serta dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.
“Tadi diomongin sedikit memang tentang berapa kinerja badan usaha negara. Beliau berharap bisa menjadi sebuah unit usaha negara yang memiliki kekuatan yang cukup tangguh. Karena di satu sisi penyertaan modal dari negara cukup signifikan nilainya,” jelasnya, dikutip Rabu, 30 April 2025.
Baca juga : Besok, Prabowo Bakal Turun Langsung Pidato May Day di Monas
Menurut Muzani, masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap kinerja penyelenggara BUMN. Hal ini termasuk BUMN yang bergabung dalam holding Danantara agar mampu memberikan kontribusi besar bagi pembangunan ekonomi nasional.
“Di sisi lain yang diharapkan sama masyarakat dari kinerja para penyelenggara di badan usaha milik negara termasuk yang bergabung dalam Danantara bisa memberi andil yang besar bagi perkembangan pembangunan ekonomi di Indonesia. Terutama untuk kesejahteraan rakyat dan masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Bahas Palestina: Fokus pada Pemulihan Trauma dan Pembangunan
Selain itu, Ahmad Muzani mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut juga membahas terkait kelanjutan upaya penanganan warga Palestina yang terdampak konflik, khususnya di wilayah Gaza.
Baca juga : Prabowo Targetkan Aset Danantara Tembus USD1 Triliun, Begini Kata Rosan
“Yang ada dalam pikiran beliau adalah bagaimana ketika Palestina Merdeka itu, orang-orang yang mengalami trauma perang, anak-anak, perempuan, wanita, orang-orang yang cacat itu bisa segera pulih dan bisa kembali ke Tanah Airnya,” ungkap Ketua MPR.
Presiden Prabowo, lanjut Ketua MPR, juga menaruh perhatian khusus kepada tenaga medis dan tenaga pendidik asal Palestina. Ia menilai, mereka harus dibantu memulihkan trauma dan meningkatkan kapasitas agar mampu berkontribusi dalam pembangunan masa depan Palestina.
“Sehingga ketika Palestina dinyatakan bebas dari peperangan, maka dia bisa kembali ke Tanah Airnya di Palestina untuk bersama-sama membangun masa depan Palestina,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra