Jakarta – Nilai tukar mata uang Amerika Serikat dikabarkan tetap bullish kendati mengalami pelemahan pada minggu lalu. Sebaliknya, sensitifitas pasar telah menyebabkan nilai tukar Pound masih tertekan.
Lukman Otunuga, Reseacrh Analyst FXTM mengatakan, Pound memantul luar biasa pekan lalu dengan nilai tukar mendekati rekor tertinggi selama empat pekan di level 1.255 karena berkurangnya kekhawatiran terhadap proses Brexit yang sulit membuat investor kembali melirik mata uang ini.
Di satu sisi, perdebatan para tokoh finansial mengenai skenario Brexit yang sulit telah menyebabkan Pound mengalami volatilitas tinggi dan sensitivitas harga pun terus meningkat.
Pengadilan Tinggi pekan lalu memutuskan bahwa Brexit tidak bisa dimulai tanpa voting Parlemen sehingga kekhawatiran tentang kemungkinan Brexit yang sulit yang diusung oleh Theresa May sedikit pudar dan nilai tukar Pound pun menguat.
“Terlepas dari peningkatan jangka pendek ini, sentimen terhadap GBP tetap sangat bearish dan dapat semakin melemah apabila ketidakpastian terus berlanjut” ujar Lukman.
FXTM menilai, Pound masih tertekan pada rentang waktu harian. Menguatnya US$ karena semakin besarnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS pun membatasi peningkatan pasangan mata uang ini. “Dari sudut pandang teknikal, breakdown di bawah 1.2350 dapat membuka jalan menuju penurunan yang lebih besar lagi ke arah 1.2200” tandas Lukman.(*) (Baca juga : Forextime : USD tetap bullish)