Potensi Blue Economy Bisa Mencapai USD3 Triliun pada 2030

Potensi Blue Economy Bisa Mencapai USD3 Triliun pada 2030

Jakarta – Dengan semakin meningkatnya kesadaran global terhadap keberlanjutan, ekonomi biru (blue economy) ASEAN menjadi peluang strategis bagi bisnis dan investor.

Proyeksi terbaru menyebutkan bahwa pada 2030, kontribusi blue economy terhadap ekonomi dunia akan mencapai USD3 triliun serta menciptakan 43 juta lapangan kerja baru. Hal ini menjadikan sektor maritim sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif di kawasan.

Dalam upaya mempercepat transformasi ini, ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching akan diselenggarakan pada 19 Februari 2025 di Menara Mandiri Jakarta.

Acara ini akan menjadi platform utama bagi pelaku bisnis, investor, dan pembuat kebijakan untuk mengeksplorasi inovasi mutakhir dalam sektor maritim berkelanjutan.

“Ketika komunitas bisnis global semakin mengutamakan aspek keberlanjutan, potensi ekonomi maritim yang berkelanjutan di ASEAN menawarkan peluang baru bagi pelaku bisnis dan investor yang visioner,” ujar Jatu Arum Sari, Project Manager ASEAN Blue Economy Innovation (ABEI) UNDP Indonesia, dikutip Rabu (12/2).

Baca juga: Bank DBS Indonesia Sinergi dengan Indorama Terkait Fasilitas Kredit Berbasis Keberlanjutan

Menurutnya, ajang ini akan menampilkan 60 inovasi dari startup, UMKM, organisasi nonpemerintah, dan institusi akademik yang telah diseleksi dari 1.300 aplikasi.

“Mulai dari akuakultur berbasis teknologi digital hingga bioteknologi pengganti plastik serta konservasi karbon biru, inovasi-inovasi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sekaligus melestarikan ekosistem laut dan air tawar,” tambahnya.

Acara ini juga menjadi momen peluncuran Proyek ASEAN Blue Economy Innovation (ABEI), hasil kolaborasi antara UNDP Indonesia, Sekretariat ASEAN, dan Misi Tetap Jepang untuk ASEAN, dengan pendanaan dari Pemerintah Jepang.

Proyek ini sejalan dengan ASEAN Blue Economy Framework yang diadopsi pada 2023 dan bertujuan memanfaatkan sumber daya laut dan air tawar guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif di ASEAN dan Timor-Leste.

Baca juga: Ekonomi Diliputi Ketidakpastian, Begini Proyeksi Pefindo untuk Pasar Surat Utang RI

“Ketika masyarakat pesisir menghadapi ancaman naiknya permukaan air laut serta overfishing yang mengancam ketahanan pangan global, solusi inovatif semakin dibutuhkan,” kata Jatu.

Dalam acara ini, akan ada sesi diskusi panel yang dipimpin oleh investor ternama serta pemimpin bisnis di sektor blue economy, yang telah terbukti mampu menciptakan dampak positif.

Topik utama yang akan dibahas meliputi perikanan dan akuakultur berkelanjutan, pengurangan polusi plastik, mitigasi perubahan iklim, serta pengembangan pariwisata berkelanjutan. (*) Alfi Salima Puteri

Related Posts

Top News

News Update