Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) perbankan nasional pada Juli 2025 sebesar USD33,65 miliar, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD34,00 miliar.
BI memberikan restu bagi perbankan untuk memperoleh sumber pendanaan dari ULN, seiring terbatasnya sumber dana domestik.
Kebijakan yang ditempuh adalah menaikkan Rasio Pendanaan Luar Negeri Bank (RPLN) dari maksimal 30 persen menjadi 35 persen dari modal bank. Aturan ini berlaku efektif sejak 1 Juni 2025.
Data dari buku Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi September 2025, posisi ULN swasta menurut kelompok peminjam khususnya perbankan, bila dilihat berdasarkan kepemilikannya, bank swasta nasional dan BUMN mencatat ULN yang menurun usai kebijakan tersebut diberlakukan.
Sementara, bank swasta asing dan bank swasta campuran tercatat mengalami peningkatan ULN.
Baca juga: Survei BI: Keyakinan Konsumen Turun Tipis di Agustus 2025
Secara rinci, ULN bank terbesar berasal dari bank swasta nasional senilai USD20,72 miliar atau Rp339,68 triliun (asumsi kurs Rp16.390/USD), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai USD21,13 miliar
Kemudian, bank pelat merah (BUMN) mencatat ULN sebesar USD6,90, menurun dibandingkan Juni 2025 yang sebesar USD6,95 miliar atau sekitar Rp113,12 triliun.
Sementara itu, bank swasta asing memiliki ULN USD367 juta setara Rp6,01 triliun atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar USD347 juta, dan bank swasta campuran mencatat USD5,66 miliar atau Rp92,79 triliun, meningkat tipis dari USD5,56 miliar pada bulan Juni 2025.
Kontraksi ULN Swasta Berlanjut
Sementara, secara keseluruhan ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada Juli 2025 tercatat stabil dibandingkan bulan sebelumnya di kisaran USD195,6 miliar, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), relatif sama dengan kontraksi pada bulan sebelumnya.
Baca juga: BI Memandang ULN RI US$387,6 Miliar Masih Terkendali
Perkembangan ULN swasta tersebut bersumber dari peningkatan kontraksi pertumbuhan pada ULN bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) menjadi 1,2 persen yoy, di tengah pertumbuhan ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang lebih tinggi, sebesar 3,6 persen yoy pada Juli 2025.
Berdasarkan sektor ekonomi, pangsa ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian. Total pangsa keempat sektor tersebut mencapai 80,4 persen terhadap keseluruhan ULN swasta. (*)
Editor: Yulian Saputra










