Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan pertama di hadapan lembaga legislatif luar negeri sejak resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia. Pidato tersebut disampaikan di Ruang Plenary, Gedung Parlemen Turkiye, Ankara, Kamis, 10 April 2025.
“Merupakan sebuah kehormatan besar bagi saya untuk hari ini berdiri di hadapan Anda semua di ruangan yang bersejarah ini, jantung demokrasi Turkiye untuk menyampaikan salam hangat dari 280 juta rakyat Indonesia, saudara-saudaramu negara muslim terbesar di dunia,” ujar Presiden Prabowo membuka pidatonya, dikutip Jumat, 11 April 2025.
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa kunjungannya ke Turkiye ini bukan sekadar agenda kenegaraan, melainkan juga memiliki makna pribadi yang mendalam.
Presiden menekankan bahwa hubungan antara Indonesia dan Turkiye tidak hanya bersifat diplomatik, melainkan juga berakar pada sejarah panjang solidaritas antarbangsa.
“Turkiye memiliki tempat yang khusus, yang istimewa di hati rakyat Indonesia. Bagi rakyat Indonesia, Turkiye adalah peradaban muslim yang terbesar. Bagi umat Islam di Indonesia, bagi kami Turkiye adalah penerus dari peradaban Osmani, peradaban Ottoman,” ungkap Presiden.
Baca juga : Kemenkop Kantongi 7 Tugas dari Presiden Prabowo untuk Wujudkan 80 Ribu Kopdes
Dalam pemaparannya, Prabowo menyebut bahwa dukungan Kekaisaran Ottoman terhadap para sultan dan pejuang Indonesia dalam melawan imperialisme Barat sangat besar. Ia mengungkapkan, jejak bantuan Ottoman, mulai dari senjata hingga penasihat militer, masih dikenang oleh rakyat Indonesia.
“Saya ke Sumatra, saya ke Aceh, saya ke Deli Serdang, mereka ingat, mereka cerita bahwa dulu kakek-kakek mereka dilatih, dibantu oleh perwira-perwira, prajurit-prajurit dari kekaisaran Ottoman. Sampai hari ini masih diceritakan oleh rakyat Indonesia,” kata Presiden.
Solidaritas Turki untuk Palestina
Dalam pidatonya, Prabowo juga mengapresiasi sikap tegas Turkiye dalam membela bangsa tertindas, khususnya rakyat Palestina. Ia menyinggung sikap negara-negara yang mengaku menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia, namun memilih bungkam saat terjadi serangan terhadap warga sipil.
Baca juga : Presiden Prabowo Perintahkan Penghapusan Kuota Impor, Ini Alasannya
“Saat anak-anak dibom, ibu-ibu tidak berdosa dibom, rakyat Gaza kehilangan semua kehidupan mereka, banyak negara diam pura-pura tidak tahu dan pura-pura bahwa itu bukan pelanggaran hak asasi manusia. Turkiye punya sikap yang tegas. Karena itu kami merasa ingin bersama Turkiye membela keadilan, kebenaran di dunia yang sekarang penuh ketidakpastian,” tuturnya.
Seruan untuk Kerja Sama Global yang Lebih Erat
Untuk itu, Prabowo menyerukan penguatan kerja sama antara Indonesia dan Turkiye demi membangun peradaban dunia yang lebih adil dan sejahtera. Menurutnya, melalui kebersamaan, suara negara-negara berkembang akan lebih didengar di panggung global.
“Peradaban kita memerlukan suatu perjuangan mencapai hak semua bangsa untuk hidup dengan baik, hidup dengan aman, hidup dengan damai tanpa penindasan oleh siapa pun,” tegasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra