Jakarta – Pada triwulan III-2022 Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,72%. Namun, Indef memproyeksi untuk triwulan IV-2022, pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan sedikit mengalami penurunan di 5,3%.
Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto, mengatakan meski kemungkinannya masih di atas 5%, namun angka pertumbuhan tidak akan setinggi di triwulan III-2022. Sehingga, pada triwulan IV-2022 akan sedikit lebih menantang karena based line di triwulan IV-2021 sebesar 5,02%.
“Indef juga memberikan catatan kritis begitu untuk menyatakan tetap kata waspada harus kita pakai, karena situasi ekonomi ke depan sebetulnya di beberapa indikator juga menunjukan penurunan,” ucap Eko di Jakarta, 8 November 2022.
Ia melanjutkan, bahwa pada Purchasing Managers Index (PMI) sektor manufaktur sebagai salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi. Meskipun di Oktober 2022 masih optimis meningkat, tetapi terjadi tren penurunan ke level 51,8 di Oktober 2022.
“Sebetulnya kita perlu waspada ketika trennya menurun setelah 3 bulan sebelumnya itu cenderung naik gitu, lalu turun dan ini suatu hal yang perlu kita cermati walaupun masih di atas 50 ya,” imbuhnya.
Hal tersebut perlu diwaspadai karena untuk dapat tumbuh sebesar 5,2% full years, pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2022 harus tumbuh minimal 1% atau setara dengan pertumbuhan di triwulan III-2022 sebesar 1,8%.
“Ini gambaran betapa sebenernya ada leading indikator yang menunjukan ada tanda-tanda penurunan di performa di triwulan ke-4, ini yang harus dicermati, jadi ya mungkin tidak terlalu selebrasi ya dengan 5,72% karena sebetulnya tantangan ini masih besar,” tambah Eko. (*)