Jakarta – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto merupakan ajang silaturahmi dan bukan dalam rangka menjalin koalisi.
“Saya melihat sulit kalau disebut PDIP merapat ke KIB,” jelas Ujang, dikutip 7 Oktober 2022.
Menurutnya, safari politik Puan merupakan pelaksanaan dari amanat Rakernas II PDIP pada beberapa waktu lalu. “Ini amanat dari Rakernas PDIP bulan Juni lalu yang memerintahkan Mbak Puan untuk menjalin silaturahmi dengan ketua umum partai lain,” ujarnya.
Ia menyatakan, bahwa PDIP dan KIB punya jalan masing-masing yang membuat keduanya sulit dipertemukan dalam satu wadah koalisi. “PDIP punya gengsi sendiri dan KIB punya kekuatan sendiri. Ini dua partai yang sepertinya akan jalan masing-masing di pilpres nanti. PDIP punya capres sendiri, KIB nanti punya capres dan cawapres sendiri,” paparnya.
Ujang menilai pertemuan itu hanya sebagai bentuk silaturahmi dan komunikasi antar elite politik. Terlebih, Puan Maharani mendapat amanat untuk menjalin komunikasi dengan partai lain.
“Saya meyakini bahwa PDIP dan KIB agak sulit berkoalisi, karena masing-masing beda kepentingan. Masing-masing juga punya capres sendiri. Artinya meski nanti bertanding masing-masing, tapi yang namanya politik perlu berkomunikasi,” tambahnya.
Dikatakannya, safari politik Puan tidak berhenti usai bertemu Airlangga. Puan nantinya juga bakal menemui ketum partai lain seperti Zulkifli Hasan (PAN) dan Muhamad Mardiono (PPP). “Tentu juga harus bertemu juga dengan Pak Zulhas, Pak Mardiono. Tentu dengan partai-partai lain,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad menilai kedua sosok ini dikenal memiliki hubungan yang baik, sebagai politisi maupun ketika berada dalam pemerintahan. “Puan dan Airlangga, merupakan dua sosok yang memiliki track record yang bagus dan menonjol di antara para pimpinan parpol di Indonesia saat ini,“ katanya.
Pertama, keduanya sama-sama pernah punya pengalaman dalam mengelola Pemerintahan sebagai Menteri koordinator. Puan pernah menjadi Menteri di periode pertama Pemerintahan Presiden Jokowi. Sedangkan Airlangga sampai saat ini masih menjadi Menteri koordinator bidang perekonomian Pemerintahan Presiden Jokowi.
Ia melihat, pertemuan kedua tokoh ini bahkan sangat memungkinkan untuk menarik gerbong koalisi KIB yang dipimpin oleh Golkar untuk menjalin blok koalisi politik yang lebih besar dengan PDIP. Kondisi ini memungkinkan karena kedua partai yang ada dalam koalisi tersebut, PAN dan PPP juga memiliki pengalaman bersama sebagai partai pendukung Pemerintahan Jokowi saat ini.
PDIP dan Golkar merupakan partai yang sama-sama dikenal sebagai partai nasionalis yang selalu lekat dengan dengan narasi-narasi besar untuk memperkokoh semangat gotong royong, memperkokoh ikatan kebangsaan dan melanjutkan agenda-agenda pembangunan.
“Kedua partai ini pada dasarnya banyak memiliki kesamaan. Kalau melihat hal ini, maka peluang koalisi Mbak Puan dan Pak Airlangga sebenarnya hanya tinggal menunggu waktu saja,” tandas Nyarwi. (*)