Keuangan

PertaLife Andalkan Captive Market dari Kalangan Outsourcing Pertamina Group

Jakarta – PT Perta Life Insurance (PertaLife) terus mengandalkan captive market dari lingkungan Pertamina Group untuk menjaga kinerja bisnis tetap solid di tengah ketatnya persaingan industri asuransi jiwa.

Appointed Actuary PertaLife Insurance, Joko Suwaryo mengungkapkan salah satu mesin utama pertumbuhan PertaLife berasal dari produk endowment tradisional bernama Mandiri Asuransi Pesangon Sejahtera (MAPS), yang ditujukan khusus bagi tenaga alih daya (TAD) atau outsourcing di lingkungan Pertamina.

“Kontribusinya juga gede banget. Justru yang mengontribusi keuntungan terbesar di PertaLife itu dari endowment, nama produknya MAPS,” ungkap Joko saat ditemui usai acara Halal bi Halal di Jakarta, Senin, 21 April 2025.

Baca juga: Hari Kartini, Puan Serukan Perlindungan Lebih Kuat untuk Perempuan

MAPS merupakan produk asuransi jiwa berjangka yang dirancang untuk memberikan jaminan finansial bagi para tenaga alih daya ketika mengakhiri masa kerja, baik karena pensiun, mengundurkan diri, maupun terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Saat ini, produk MAPS telah menjangkau sekitar 24 ribu tenaga outsourcing dari berbagai anak perusahaan Pertamina.

“Dari sisi premi, produk ini preminya lanjutan, sehingga MAPS ini menyumbang porsi terbesar. Bahkan bisa dibilang di atas 80 persen,” kata Joko.

Potensi Pertumbuhan Masih Terbuka

Meski telah menjangkau puluhan ribu peserta, peluang pertumbuhan dinilai masih sangat terbuka. Joko menyebutkan masih terdapat sekitar 15 ribu tenaga alih daya yang belum tergabung dalam program MAPS. Segmen ini dinilai sebagai potensi strategis untuk menggenjot premi secara berkelanjutan.

“Kalau PertaLife mau bertumbuh besar, sebenarnya bisa ngejar ke segmen pasar itu. Karena masih ada, mungkin 15 ribu lebih yang belum masuk ke dalam program ini,” jelasnya.

Baca juga: Minimum Ekuitas Rp1 Triliun di 2028, PertaLife: Ini Berat

Keunggulan utama dari produk MAPS adalah keberlanjutan premi tahunan yang stabil, yang dinilai sangat menarik bagi perusahaan asuransi, terutama dalam menghadapi penerapan standar akuntansi IFRS 17.

“Yang kita harapkan itu sebenarnya, premi tahunan itu harus terjaga. Karena itu yang banyak diminati oleh perusahaan asuransi, apalagi nanti dengan penerapan IFRS 17,” imbuhnya.

Adapun, premi bruto tahun 2024 tercatat sebesar Rp1,252 triliun, melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp1,087 triliun atau tumbuh 15,16 persen secara tahunan. PertaLife juga membukukan laba bersih sebesar Rp97,18 miliar atau naik 1,09 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (*) Alfi Salima Puteri

Yulian Saputra

Recent Posts

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

7 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

8 hours ago

Kawasan Komersial Ini Disebut Bakal Dongkrak Peluang Bisnis dan Investasi di Tangerang

Poin Penting Paramount Land menghadirkan Indica Grande sebagai kawasan komersial baru seluas 1,4 hektare untuk… Read More

11 hours ago

Tok! UMP DKI Jakarta 2026 Naik 6,17 Persen, Besarannya Jadi Segini

Poin Penting UMP DKI Jakarta 2026 resmi naik 6,17 persen menjadi Rp5.729.876, atau bertambah Rp333.115… Read More

12 hours ago

Antisipasi Lonjakan EV Periode Nataru, Dirut PLN Tinjau Langsung Kesiagaan SPKLU

Poin Penting PLN mengantisipasi lonjakan pemudik EV saat Nataru 2025/2026, dengan proyeksi pengguna mobil listrik… Read More

12 hours ago

Tindak Lanjuti Pernyataan Prabowo, Komisi VII Desak Aturan Penghapusan KUR

Poin Penting Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera menerbitkan aturan turunan penghapusan KUR, menindaklanjuti… Read More

12 hours ago