Jakarta – Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan melemah seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap hasil perundingan perang dagang antara AS dan Tiongkok.
Hal tersebut seperti disampaikan oleh Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra ketika dihubungi oleh Infobank. Dirinya menjelaskan, pada akhir pekan lalu tengah berlangsung rapat negosiasi dagang Antara para pejabat AS dan China.
“Rapat dikabarkan menghasilkan kesepakatan Yang positif untuk dibawa ke rapat tingkat selanjutnya. Namun di Sabtu Pagi, muncul kabar delegasi China menolak mengunjungi peternakan di AS pekan depan yang memberikan sinyal negatif ke pasar terkait hasil negosiasi,” jelas Ariston di Jakarta, Senin 23 September 2019.
Selain itu, Ariston menambahkan, rencana AS untuk pengiriman pasukan ke Timur Tengah untuk membantu pertahanan juga dikhawatirkan meningkatkan ketegangan untuk AS. “Potensi rupiah bergerak pada kisaran Rp14.010/US$ hingga Rp14.120/US$,” tambah Ariston.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini, (23/9) Kurs Rupiah berada di level Rp14.072/US$ posisi tersebut melemah bila dibandingkan penutupan perdagangan Jumat kemarin (20/9) yang masih berada di level Rp14.055/US$.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (23/9) kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.077/ US$ menguat dari posisi Rp14.085/US$ pada perdagangan Jumat kemarin (20/9). (*)
Editor: Rezkiana Np